Jumat, 3 Oktober 2025

Gubernur Sulut Klaim Angka Kemiskinan Menurun

Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Harry Sarundajang meresmikan sejumlah proyek pembangunan di daerah Nyiur Melambai ini.

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Gubernur Sulut Klaim Angka Kemiskinan Menurun
Gubernur Sulut S H Sarundajang

Laporan Wartawan Tribun Manado, Yudith Rondnonuwu

TRIBUNNEWS.COM,  MANADO - Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Harry Sarundajang meresmikan sejumlah proyek pembangunan di daerah Nyiur Melambai ini.

Peresmian itu dilakukan serangkaian peringatan HUT ke-50  Provinsi Sulut di halaman kantor Gubernur Sulut, Selasa (23/9/2014) pagi.

Proyek yang diresmikan antara lain Gedung Graha Gubernuran Mayjen TNI HV Worang di Gubernuran Bumi Beringin, Prasasti Peringatan 50 Tahun Provinsi Sulut, Gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan Gedung (PIP2B), Gedung Kantor UPTD Metrologi Disperindag Sulut, Pembangunan gedung Kantor Tim Pembina Samsat Sulut, Pembangunan Jalan Desa Popodu, Toluaya, Pintadia (HERS) Kecamatan Bolaang Uki Bolmong, Gedung Kantor Capilduk Kota Tomohon, Peresmian Pekerjaan Rekonstruksi Tanggul Penahan pantai Likupang Dua dana Bansos berpola hibah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana Tahun 2013, serta gedung PT RD Pasific Intenational Bitung.

Dalam upacara ini Sarundajang menjadi Inspektur Upacara. Dalam sambutannya ia mengatakan semua prestasi ini tercapai atas kerjasama semua pihak. Selain prestasi itu, ia juga mengakui masih ada Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikannya.

Satu diantaranya ia mengakui angka kemiskinan di Sulut mengalami penurunan yang sebelumnya sempat ada peningkatan. Disebutnya pada tahun 2007 angka kemiskinan berada pada 11,42 persen atau 250.100 jiwa, yang disebabkan krisis kenaikan harga minyak dunia. 

Lalu pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin mencapai 9,79 persen (sekitar 218.206 penduduk). “Kita harus terus bekerja secara maksimal, berupaya mencapai angka nol di daerah yang kita cintai ini,” ujar Sarundajang.

Selanjutnya dalam rapat paripurna DPRD Sulut di Ballroom Gran Kawanua, Kairagi, memperinganti HUT ke-50 Provinsi Sulut, Sarundajang juga menyampaikan hal yang sama.

Namun dalam acara ini terjadi insiden kecil yaitu isteri Gubernur pertama Sulut Ny NZ Tumbelaka tiba-tiba 'walk out' keluar tepat d isaat Sarudajang baru memulai pidatonya.

Tak mau banyak komentar Ny NZ Tumbelaka hanya tersenyum ketika sejumlah wartawan menanyakan alasannya.

Taufik Tumbelaka, putera bungsu Gubernur Sulut pertama F.J Tumbelaka menuturkan ibunya kecewa Gubernur SH Sarundajang yang terkesan kurang menghargai para mantan gubernur Sulut.

Termasuk posisi tempat duduk yang 'memojokkan' secara tidak langsung bagi ibunya. “Kami kecewa karena mestinya acara ini adalah acara syukuran 50 tahun Sulawesi Utara, bukan pencitraan. Kami keluar sebagai bentuk protes kepada Gubernur,” ujar Taufik Tumbelaka yang mendampingi ibunya.

Taufik Tumbelaka yang merupakan alumnus UGM Jogja dan juga menjadi pengamat pemerintahan dan kemasyarakatan di Sulut merasa Gubernur Sarundajang terlalu banyak mengumbar prestasi padahal harusnya lebih banyak memotivasi semua pihak berkaitan banyaknya proyek yang ngadat seperti pembangunan jembatan Soekarno di Manado yang tak kunjung selesai hingga jalan tol yang gak jelas ujung pangkalnya.

“Saya yakin semua keluarga mantan gubernur lainnya kecewa. Terlalu banyak pujian dan mazmur dan tidak ada penghargaan kepada para pendahulu bahkan pihak-pihak lain karena prestasi ini bukan hanya miliknya sendiri. Rasanya tidak pantas kami di situ,” kata Taufik.

Sementara itu, sejumlah anggota DPRD Sulut menilai Sulut secara general sudah banyak kemajuan. Seperti diungkapkan James Karinda.

“Sudah terlihat kemajuan pesat sekali di bidang ekonomi dan pembangun. Investasi semakin baik di Sulut,” ungkap James Karinda, Ketua GAMKI Manado.

Karinda yang saat ini menjabat anggota DPRD Sulut menyoroti sejumlah perbedaan pandangan para elit politik dan pemerintah.

“Menjadi catatan kristis saya, karena sering perbedaan pandangan antar elit pemerintah berpengaruh terhadap kebijakan yang akhirnya merugikan masyarakat banyak akibat kepentikan elit-elit,” jelas Karinda.

Ia berharap dengan adanya beragam perbedaan pandangan tersebut, para elit politik harus mengutamakan kepentingan masyarakat yang sangat besar lagi demi Sulut kedepannya lebih baik.

“Terlepas dari itu semua, saya salut Gubernur Sarundajang mampu melakukan terobosan kemajuan Sulut,” kata Karinda.

Demikian diutarakan Hanny Joost Pajouw anggota DPRD Sulut lainnya. "Harapannya Sulawesi Utara akan lebih baik lagi. Tentunya perlu kerjasama semua pihak bukan hanya tugas pemerintah untuk memajukan Sulut," ucap politis muda dari partai Golkar ini.

Menurut Pajouw kelebihan atau potensi di Sulut harus dimaksimalkan sementara kelemahan daerah ini termasuk dalam sistem pemerintahannya harus terus diperkuat.

"Tentunya bukan waktunya saling menyalahkan tapi harus sama-sama berjuang memajukan semua sektor sesuai peraturan perundang-undangan sehingga arah pembangunan jelas sesuai amanat pancasila dan UUD 1945 untuk kesejahteraan seluruh rakyat, seluruh rakyat bukan hanya kesejahteraan segelintir orang," pesan HJP, sapaannya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved