Waspada Paham Sempalan
Bupati Melawi, Firman Muntaco, mengharapkan kepada masyarakat mewaspadai paham sempalan
*Kapolres: Pantau Ibadah Yang Berbeda
TRIBUNNEWS.COM.MELAWII-Bupati Melawi, Firman Muntaco, mengharapkan kepada masyarakat mewaspadai paham sempalan yang berpeluang memecah persatuan masyarakat. Para tokoh agama diharapkan aktif melakukan komunikasi dan koordinasi.
“Mungkin selama ini di Kabupaten Melawi tergolong aman dari paham-paham sempalan, namun bukan berarti kita tidak perlu waspada, sebab pada tahun 2012 silam, Melawi pernah menjadi tempat pelarian pengantin teroris,” kata Firman saat membuka pertemuan koordinasi pemkab Melawi dengan organisasi keagamaan di kantor bupati Selasa (16/9).
Firman mengungkapkan, peristiwa tersebut harus menjadi catatan penting yang harus mendapat perhatian. Bahwasannya setiap daerah mempunyai peluang yang sama, kendatipun peluangnya relatif kecil.
Kata dia, peran serta tokoh agama di kalangan masyarakat sangat besar. Bahkan terkadang lebih dominan ketimbang pengaruh pejabat di pemerintahan dan institusi lainnya. Maka dari itu diharapkan kalangan tokoh agama membantu memberikan informasi yang positif kepada masyarakat.
“Satu diantara konsep yang dibutuhkan dalam kebhinekaan adalah kalangan tokoh agama, maka dari itu kegiatan komunikasi seperti ini harus sering kita lakukan, kita harus kedepankan sosial dalam kehidupan bernegara. Apalagi saat ini sedang hangatnya berita masalah ISIS,” tandasnya.
Bupati mengungkapkan, beberapa hal yang paling ditakuti negara adalah, narkoba, paham sempalan dan internet. Tiga persoalan ini menurutnya sangat berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat, yang memungkinkan terjadinya permasalahan.
“Saya juga berharap kepada sekolah bisa memprotek anak didiknya, karena pengaruh paham sempalan ini biasanya ke sekolah-sekolah. Mereka melakukan penculikan kemudian di baiat setelah pulang mereka akan kembali lagi ke kelompoknya,” tandasnya.
Kapolres Melawi, AKBP Nowo Winarti mengungkapkan, untuk mewaspadai adanya paham sempalan, atau aliran yang diduga melakukan penyimpangan. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, terutama dalam memberikan informasi kepada aparat terdekat.
“Jika ada hal yang diduga menyimpang atau ada kegiatan aneh, silahkan laporkan, bisa ke kepala desa, ke kecamatan atau ke polisi. Pokoknya aparat terdekat dengan demikian kami bisa bertindak cepat,” katanya.
Kata Kapolres, di Melawi sendiri ada kegiatan keagamaan yang lain dari masyarakat pada umumnya. Tepatnya di Kecamatan Belimbing. Di sana ada sekelompok kecil masyarakat yang melakukan ibadah diluar dari kebiasaan.
“Saya tidak bisa katakan mereka ekslusif, namun demikian kegiatan mereka harus dipantau, kepada pak pendeta saya mohon untuk melihat kondisi yang ada, berikan pembinaan juga kepada mereka. Ada juga di kalangan umat islam, itu LDII, saya juga berharap pak ustadnya bisa memantau,” tandasnya.
Kapolres mengatakan, di Indonesia sudah ada beberapa agama yang diakui. Namun kesemuanya mengacu pada satu kesatuan, yakni bhineka tunggal ikan. Dan dalam NKRI bukan lagi bicara tentang konsep agama namun adalah nasionalisme.
“Kita akui toleransi antara umat beragama di Indonesia ini sangat tinggi, bahkan seorang Paus pernah datang ke Indonesia untuk belajar mengenai toleransi ini. Apa sebenarnya yang kita butuhkan, yakni komunikasi yang baik,” tandasnya. (ali)