Senin, 6 Oktober 2025

Bocah 8 Tahun Meninggal Akibat DBD

Seorang anak berumur delapan tahun dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat perawatan di Klinik Nanga Pinoh beberapa hari lalu.

Editor: Dewi Agustina
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MELAWI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Melawi memakan korban jiwa. Seorang anak berumur delapan tahun dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat perawatan di Klinik Nanga Pinoh beberapa hari lalu.

Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Melawi, Arif Santoso mengungkapkan korban merupakan warga Dusun Pelimpah Raya Desa Baru Kecamatan Nanga Pinoh. Dengan adanya kasus tersebut, berarti kasus DBD di Melawi bertambah satu.

"Korban sempat dirawat di Rumah Sakit Citra Husada Nanga Pinoh selama satu hari, masuk rumah sakit Kamis (28/9/2014) dan meninggal dunia pada Jumat (29/8/2014). Saat korban dibawa ke rumah sakit, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korban memang sudah positif demam berdarah," kata Arif, Senin (1/9/2014).

Arif mengungkapkan, untuk menangani kasus tersebut, pihaknya sudah melakukan penyelidikan epidemiologi, yakni pencarian penderita DBD dengan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk penular DBD, di tempat tinggal penderita dan rumah sekitarnya dalam radius 100 meter.

"Penyelidikan epidemiologi ini bertujuan untuk mengetahui adanya penderita dan tersangka DBD baru, untuk mengetahui angka bebas jentik nyamuk, mengidentifikasi faktor resiko lingkungan dan prilaku masyarakat terhadap timbulnya DBD serta untuk menentukan jenis tindakan yang akan dilakukan," bebernya.

Arif juga mengimbau kepada masyarakat agar ikut serta berpartisipasi dalam mencegah bahaya DBD tersebut, di antaranya dengan melakukan 3 M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur sampah-sampah yang bisa menampung air.

"Karena untuk mencegah bahaya DBD ini, yang paling penting itu adalah kerja sama dan partisipasi untuk melakukan 3 M tersebut," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Arif juga minta kepada warga supaya menaburkan serbuk abate pada tempat-tempat penampungan air. Sebab pencegahan dengan cara menaburkan serbuk abate tersebut lebih efektif, karena bisa memutus mata rantai nyamuk.

"Menabur serbuk abate memang lebih efektif, apalagi serbuk abate ini kan mudah didapat, karena abate tersedia di semua pelayanan kesehatan pemerintah dan bisa didapat secara gratis," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Melawi, Simson mengatakan, setelah DBD ditetapkan menjadi KLB, pihaknya meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara melakukan fogging. Bahkan setiap ada kasus tim langsung gerak cepat untuk bertindak.

"Yang paling penting adalah peran serta masyarakat, upayakan lingkungan sekitar rumah lebih bersih supaya nyamuk tidak berkembang biak," katanya.

Simson mengatakan, tidak ada upaya pemerintah yang sukses jika tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Apalagi daerah Desa Baru merupakan daerah rawan DBD, maka dari itu masyarakat harus bersedia bekerjasama.

"Jika diajak kerja bakti membersihkan lingkungan kita harus mau, karena ini untuk kepentingan bersama," katanya. (ali)

Tags
Melawi
DBD
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved