Jumat, 3 Oktober 2025

Nasdem Pilih Gabung Fraksi PDI P, Demokrat Belum Tentukan Sikap

“Kita masih melihat perkembangan, minggu ini baru bisa diputuskan. Kita sudah melakukan komunikasi sesuai dengan wewenang yang diberikan partai, kita

Tribun Timur /Muhammad Abdiwan
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Sulawesi selatan membekali legilaslator terpilihnya di Hotel Singgasana, Makassar. Sabtu (9/8/2014). Nasdem Sulsel mengumpulkan 77 orang calon legislatif (caleg) terpilihnya untuk pembekalan sebelum aktif sebagai anggota legislatif periode 2014-2019. (Tribun Timur/Muhammad Abdiwan) 

TRIBUNNEWS.COM,YOGYA – Ada dua partai yang hanya memiliki satu kursi di DPRD Kota Yogyakarta periode 2014 – 2019, yakni Nasdem dan Demokrat.

Otomatis dua partai tersebut harus bergabung dengan fraksi partai lain, karena jumlah kursinya tidak mencukupi untuk membuat fraksi tersendiri.

Dari delapan partai yang menempatkan wakilnya di DPRD Kota Yogyakarta, praktis hanya dua partai tersebut yang tidak bisa membentuk fraksi sendiri.

Sementara itu enam partai lain yakni PDI P, PAN, Golkar, Gerindra, PKS dan PPP bisa membuat fraksi sendiri, karena partai tersebut menempatkan empat atau lebih wakilnya di kursi dewan periode 2014-2019

Suasana dan aroma koalisi partai dalam Pilpres pun sangat terasa dalam proses ini.

Partai Nasdem misalnya, di dalam dewan periode yang hari ini Selasa (12/8/2014) akan diambil sumpah dan janjinya hanya menempatkan Sigit Wicaksono sebagai wakil di dewan.

Ketika ditemui di sela-sela gladi bersih pengambilan sumpah dan janji, Sigit menyebutkan bahwa nantinya pihaknya akan merapat ke Fraksi PDI P yang memiliki mayoritas kursi terbanyak di dewan.

“Sesuai dengan keputusan partai maka kita akan bergabung dengan PDI P, karena di koalisi Pilpres kita juga bersama PDI P. Untuk surat sudah kita masukan,” ujarnya kepada wartawan di gedung DPRD Kota Yogyakarta, Senin (11/8/2014).

Terkait dengan posisi di alat kelengkapan dan Komisi, ia mengaku belum melakukan lobi-lobi secara langsung.

Sehingga ia belum bisa menyebut kemungkinan di Komisi mana atau alat kelengkapan mana yang menungkinkan bisa diduduki.

Ia lebih memilih untuk mengikuti arus dan melihat perkembangan yang ada terlebih dahulu.

Sementara itu, untuk Partai Demokrat hingga kemarin masih belum memutuskan dengan fraksi mana akan berlabuh. Menurut, Syamsul Hadi satu-satunya politikus Demokrat yang berhasil meraih kursi di DPRD Kota Yogyakarta periode 2014 – 2019, saat ini pihaknya masih melihat perkembangan yang ada dan ia mengaku sudah melakukan komunikasi dengan fraksi partai lain.

“Kita masih melihat perkembangan, minggu ini baru bisa diputuskan. Kita sudah melakukan komunikasi sesuai dengan wewenang yang diberikan partai, kita masih melakukan komunikasi dan pendekatan dengan semua fraksi,” kata Syamsul Hadi.

Menurutnya, tidak ada arahan khusus dari partai tentang fraksi yang nantinya akan dipilih apakah harus dengan partai tertentu atau bukan. Secara prinsip, sesuai dengan sikap yang diambil oleh Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang memilih untuk netral, maka Syamsul juga mengikuti hal tersebut.

Seperti diketahui, partai Demokrat merupakan partai nasionalis, namun hal tersebut menurutnya belum bisa dipastikan sebagai landasan dalam menentukan langkah akan masuk fraksi dengan latar belakang partai nasionalis di DPRD Kota Yogyakarta. Dalam DPRD Kota Yogyakarta periode 2014-2019 ada beberapa partai yang memiliki latar belakang yang sama dengan partai Demokrat seperti partai Golkar, Gerindra dan PDI P.

Sementara itu terkait dengan posisi di alat kelengkapan ataupun di Komisi, Syamsul menyebut bahwa ia ingin menempati posisi di Komisi B. Hal tersebut sesuai dengan latar belakangnya sebagai orang yang berasal dari dunia usaha.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved