Pupuk Subsidi di Jember Langka
"Terkait persoalan pupuk ini, amburadul tidak tetapi kalau bermasalah ya," aku Hari saat rapat dengar pendapat dengan anggota KOmisi B DPRD Jember,

TRIBUNNEWS.COM,JEMBER - Keberadaan pupuk di jember kian langka dan harganya melabung tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Jember Hari Widjajadi mengakui ada persoalan terkait pupuk di Jember.
Namun ia tidak mau menyebutnya sebagai sesuatu yang amburadul.
"Terkait persoalan pupuk ini, amburadul tidak tetapi kalau bermasalah ya," aku Hari saat rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi B DPRD Jember, Senin (23/6).
Lontaran Hari ini menjawab pertanyaan anggota Komisi B, M Wakik. Wakik bertanya kepada Hari selaku ketua komisi pemantauan pupuk dan pestisida (KP3) Jember, apakah distribusi pupuk di Jember amburadul.
Menurut Hari, pola penyusunan dan distribusi ke lapangan sudah sesuai dengan prosedur.
Kelompok tani mengajukan kebutuhan pupuk yang disebut Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Berdasarkan RDKK itu kemudian, pemerintah daerah mengajukan usulan tersebut ke pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi.
Namun persetujuan atas RDKK itu disesuaikan dengan keputusan dari pemerintah pusat.
"Kemudian keluarlah SK Gubernur. Kemudian produsen memenuhi permintaan seuai dengan SK itu,"lanjut Hari.
Yang menjadi masalah saat ini adalah berkurangnya kuota pupuk yang diterima oleh setiap daerah, termasuk Jember. Seperti contoh untuk pupuk Urea.
Dalam RDKK diketahui kebutuhan pupuk Urea di Jember untuk satu tahun mencapai 91.190 namun hanya terpenuhi sebanyak 72.151 ton.
"Masalahnya itu karena kuota memang berkurang dari pusat. INi ditambah lagi pasokan subsidi di tahun kemarin juga sudah habis," tegas Hari.
Hal inilah yang disebut Hari menjadi penyebab langkanya pupuk bersubsidi di sejumlah daerah, termasuk di Jember.
RDP Komisi B ini diikuti oleh pihak Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, dan Dinas Perdagangan Jember.