Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemda DIY Gelar Pasar Murah Buat Warga Miskin

"Dipilih lokasi yang masih ada penduduk miskinnya," ucap Eko Witoyo dalam jumpa pers di Kompleks Kepatihan, Jumat (20/6/2014).

WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sekjen Kementerian Perdagangan, Gunaryo (tengah) melayani warga berbelanja sembako dalam acara pasar murah di halaman Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2013). Kemendag RI menggelar pasar murah yang menjual berbagai macam sembako selama satu bulan penuh. Pasar murah tersebut berlangsung hingga 2 Agustus mendatang. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM,YOGYA - Pemda DIY bekerjasama dengan Bank Indonesia kembali menggelar pasar murah jelang Lebaran.

Tersedia paket sembako bersubsidi seharga Rp 35 ribu bagi 200 masyarakat miskin di DIY.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop UKM DIY Eko Witoyo mengatakan, program pasar murah akan digelar enam kali di Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta. Pemilihan lokasi pasar murah itu disesuaikan dengan peta kemiskinan DIY.

"Dipilih lokasi yang masih ada penduduk miskinnya," ucap Eko Witoyo dalam jumpa pers di Kompleks Kepatihan, Jumat (20/6/2014).

Keenam lokasi pasar murah itu ialah di halaman Kantor Kecamatan Semin Gunungkidul pada 23-24 Junj 2014.

Kemudian dilanjutkan ke kecamatan Playen Gunungkidul pada 26-27 Juni. Kemudian di Kecamatan Banguntapan Bantul, 7-8 Juli.

Berikutnya di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta pada 14-15 Juli, terakhir di Kricak pada 17-18 Juli 2014. Pasar murah dibuka mulai pukul 8.00 hingga 14.30 WIB.

Eko menyebut ada lima komoditas yang dijual murah dalam program ini. Meliputi 1200 pack beras masing-masing tiga kilogram, 1200 pack gula pasir satu kilogram, 1200 pack minyak goreng satu liter, 1200 pack telur ayam masing-masing satu kilogram serta 1200 pack daging ayam isi setengah kilogram.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kelima komoditas ini tidak dijual dalam satu paket. Warga bisa membeli secara terpisah sesuai dengan daya belinya.

Tapi jika ditotal, kelima komoditas sembako itu bisa dibeli hanya Rp 35 ribu. Ada subsidi pemerintah senilai Rp 50 ribu, sehingga harganya lebih murah dari harga asli Rp 85 ribu.

"Belinya tidak harus sepaket, disesuikan saja dengan daya belinya," ucap Eko.

Selain untuk masyarakat miskin, pasar murah ini juga dibuka untuk melayani masyarakat umum. Hanya saja, khusus 200 masyarakat miskin yang telah ditentukan by name oleh kecamatan, mereka bisa membeli menggunakan sistem kupon.

"Ini adalah langkah kami membantu keluarga miskin, sekaligus sebagai upaya intervensi pasar untuk mengendalikan harga jual komoditas di pasar," paparnya.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), selama tiga hari terakhir juga menggelar pantauan harga di lima pasar tradisional di lima kabupaten/kota di DIY. Hasilnya, harga komoditas pokok cenderung stabil.

Pantauan di lima pasar memang ada variasi dan kenaikan harga pada sejunlah komoditas misalnya daging ayam dan bawang merah. Namun, tingkat kenaikannya tidak signifikan mengerek nilai inflasi DIY.

Sebagai contohnya, harga daging ayam potong naik dari Rp 27.500 menjadi Rp 29.000 di Pasar Beringharjo.

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Tri Mulyono mengatakan, perkembangan inflasi DIY bulan Mei 2014 lebih rendah dibanding angka nasional. Nilai inflasi DIY hanya 0,05 persen, sementara angka nasional 0,16 persen.

Mengacu pada perkembangan inflasi Mei, TPID optimis tidak akan terjadi kenaikan inflasi tajam pada saat jelang Lebaran, sekitar Juni dan Juli mendatang.

Diperkirakan nilai inflasi akan lebih rendah dibandingkan tahun 2013 lalu. Saat itu nilai inflasi Juli 2013 mencapai 2,58 persen karena terkerek kenaikan harga BBM.

"Tahun ini, kami optimis tingkat inflasinya lebih rendah dengan asumsi tidak ada kenaikan harha BBM," imbuh Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Arief Budi Santosa selaku Ketua III TPID DIY.

Pasokan LPG 3 Kg Aman

Pantauan TPID DIY juga menunjukkan pasokan komoditas pokok tidak ada yang di ambang kritis. Pasokan sembako termasuk ketersediaan LPG 3 kilogram masih mencukupi.

Jelang Ramadhan, Pertamina telah menetapkan langkah antisipatif dengan menambah pasokan gas empat persen. Pada bulan Juni, total pasokan ditambah empat persen menjadi 93.896 tabung, dari 90.285 tabung. Sementara kebutuhan warga hanyalah 68.000 tabung perbulannya.

"Stok gas cukup, Pertamina sudah mengantisipasi jika ada lonjakan permintaan lebih besar," ucap Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Tri Mulyono. (esa)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved