Dipicu SMS Wanita, Pasangan Waria Baku Tikam
Sardiya Sofyan (22) terburu-buru memarkir motor Suzuki Satria Fu di halaman rumah kos, Jl Andi Tonro 4 Lorong 6
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sardiya Sofyan (22) terburu-buru memarkir motor Suzuki Satria Fu di halaman rumah kos, Jl Andi Tonro 4 Lorong 6, Kecamatan Tamalate, Makassar, Senin (9/6), sekitar pukul 21.00 wita.
Ardi warga Perumahan Bukit Permata Regensi Sudiang yang masih menjadi mahasiswa STIMIK Dipanegara yang baru saja melakukan perjalanan dari Perumahan Bukit Permata Regensi Sudiang Raya, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, itu segera menuju kamar kekasihnya, Ilham (30).
Meski kedua insan itu terlahir sebagai lelaki, tapi jalinan cinta kasih keduanya begitu kuat. Penghuni rumah kost pun tahu betapa dalam cinta kasih pasangan homo itu.
Ilham mengenalkan diri lewat tiga nama "feminin", Dede, Didit, dan Dita (30). Penghuni pondokan itu hanya memanggilnya Dita. Sedangkan Sardiya lebih dikenal dengan nama Ardi.
Sofyan masuk ke kamar Dita dan langsung mengunci pintu, malam itu. Di dalam kamar, Ardi membuka baju. Sebilah badik yang terselip di pinggangnya dia keluarkan lalu diletakkan di atas televisi.
Penghuni rumah kost lainnya tak peduli terhadap apapun yang dilakukan dua insan sesama jenis itu di balik dinding kamar.
Malam itu, Ardi datang untuk mengarungi lautan cinta kasih bersama Dita.
Malam semakin larut. Jarum jam sudah menunjuk angka 23.30. Ardi mulai agresif. Dia lucuti semua pakaiannya. Dita juga sudah terbujur menanti Ardi dalam pelukannya. "Daerah paling terlarang" Dita masih ditutupi selebar celana dalam. Bagian dadanya juga masih ditutupi pakaian tipis. Ardi menyebutnya, "Celana dalam hitam dan tank top merah."
Pergumulan dua kaum Adam itu segera dimulai. Tiba-tiba, telepon selular Ardi bergetar.
Refleks, Dita mengambil telepon itu. Dia kaget membaca pesan singkat (SMS) yang baru saja dikirim seorang wanita.
Dita lemparkan telepon genggam Ardi setelah membaca SMS.
Dita mempertanyakan pengirim SMS itu. Ardi berusaha menjelaskan. Dita ngotot menuduh Ardi selingkuh dengan wanita.
"Plaakkkk....:" telapak tangan Dita yang putih bersih mendarat di wajah Ardi. Muka Ardi memerah. Tapi dia masih menahan diri dan terus berusaha meyakinkan Dita akan kesetiaannya.
Tapi Dita sudah kalap. Tidak puas hanya menampar, dia segera bangkit dan mengambil badik di atas televisi.
Badik itu dia cabut lalu menikam bagian pusat Ardi.
Darah mengucur dari perut Ardi. Sadar kalau Dita sudah tidak "sehat lagi", Ardi melakukan perlawanan dan mencoba mengambil badik itu.
Tapi Dita terus mengamuk. Sabetan badik dari tangan Dita kembali melukai Ardi. Leher pemuda ini tergores sebelum ia berhasil merebut badik.
Begitu badik berpindah tangan, Ardi menarik rambut panjang Dita dan menempelkannya ke dada. Dita berteriak, "Mitha....Tolong-tolong dobrak pintu saya dari luar."
Siti Halija alias Mitha segera berlari ke depan pintu kamar Dita. Dia mendobrak pintu beberapa kali tapi tidak berhasil membuka.
Mitha lalu memanggil penghuni kost lainnya, Susan. Keduanya mendobrak bersamaan, tapi pintu tetap tertutup rapat. Sementara dalam kamar, tidak terdengar lagi suara.
Mitha berlari keluar rumah mencari bantuan ke warga. Sementara dalam kamar, pergumulan maut terus berlanjut.
Bahu kanan dan betis kanan Dita tergores badik saat Ardi berusaha menempelkan mata badik ke lehernya. Saat Ardi menggorok leher kekasihnya itu, tangan kiri Dita berusaha memegang mata badik. Telapak tangannya pun teriris bersama lehernya.
Setelah Dita tak berontak lagi, Ardi melepaskannya. Lalu satu tusukan ujung badik dia hunjamkan lagi ke dada bagian kanan Dita.
Sementara Ardi yang juga mulai kehabisan darah juga sudah kepayahan dan tergeletak di samping Dita.
Beberapa warga memasuki rumah kost dan mendobrak pintu kamar Dita. Setelah pintu terbuka, kedua insan itu sudah berlumuran darah dengan napas tersengal.
Warga lalu melarikan keduanya ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Namun nyawa Dita sudah melayang. "Korban meninggal dalam penjalanan ke Rumah sakit Bhayangkara, sementara pelaku mengalami: Luka tusuk diatas pusar dan luka iris pada leher dan kini masih dirawat di rumah sakit," Kata Kapolsek Tamalate, Kompol Suaib Majied, Selasa (11/6).
Polisi segera melakukan penyidikan. Ardi yang dimintai keterangan di RS Bhayangkara mengatakan, "Dita lagi berbaring menggunakan celana dalam hitam dan tank top merah. Dia yang lebih dulu baca SMS tersebut langsung marah karena merasa diduakan.Dia cemburu saat liat sms yang masuk di HP saya dari seorang perempuan."
Awalnya polisi menduga, motiv pertengkaran berujung maut itu karena cemburu. "Dari hasil penyelidikan sementara, atau pengakuan pelaku terjadinya perkelahian yang menyebabkan meninggalnya seorang waria tersebut akibat cemburu," kata Kompol Suaib. Tapi seiring pemeriksaan saksi, dugaan "cemburu buta" itu mulai diragukan.
Tapi warga sekitar punya versi lain. "Saya dengar katanya pelaku mencoba memerkosanya, makanya pelaku langsung menoboknya," kata seorang warga yang ditemui Tribun di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Polisi masih mencari telepon genggam Ardi."Kita akan cari handpone itu karena menurut pengakuan pelaku awalnya pertengkaran itu dari pesan SMS di hp," ujar Kompol Suaib.
Setelah kejadian itu, penghuni rumah kost mengungsi. Kemarin siang, pintu rumah kost itu sudah tergembok.(san)