Beli ARTG Baru, Pelindo Siapkan Dana 24,28 Juta Dolar AS
"Tahun 2013 lalu, arus petikemas mencapai 498.717 TEU's, meningkat dari tahun sebelumnya dimana hanya tercatat 457.152 TEU's," jelas Husein.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - PT Pelindo III (Persero) dan PT Konecranes Finland, Jumat (6/6) menandatangi kerjasama pengadaan Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) di kantor pusat, Surabaya.
Pembelian ARTG sebanyak 11 unit itu bernilai kurang lebih USD 24,28 juta.
Alat tersebut rencananya akan dipergunakan untuk memperkuat Terminal Petikemas Semarang (TPKS) di Jawa Tengah.
Direktur Pelindo III Husein Latief mengatakan pembelian alat itu salah satunya dipicu meningkatnya arus petikemas di TPKS.
Setiap tahun, arus petikemas yang melalui TPKS meningkat antara 6-10 persen.
"Tahun 2013 lalu, arus petikemas mencapai 498.717 TEU's, meningkat dari tahun sebelumnya dimana hanya tercatat 457.152 TEU's," jelas Husein.
Selain pembelian alat, TPKS juga tengah melakukan penambahan dermaga sepanjang 105 meter dan perluasan lapangan penumpukan seluas 5,4 hektar.
Nantinya, kesebelas ARTG itu akan digunakan untuk kegiatan bongkar muat di lapangan penumpukan.
"Kami juga akan menambah 2 unit container crane untuk
ditempatkan di dermaga 105 meter yang kini sedang dibangun. Investasi ini kami lakukan untuk meningkatkan layanan kerja yang selama ini didambakan oleh para pengguna jasa pelabuhan," kata Husein.
Husein menambahkan, jika ARTG yang dibeli oleh Pelindo III itu akan menggunakan sistem otomatis dan akan menjadi yang pertama di dunia.
Penggunaan sistem otomatis tersebut sejalan dengan visi Pelindo III dalam menciptakan pelabuhan yang ramah lingkungan.
Sebelumnya, Pelindo III telah menerapkan teknologi otomatis di Terminal Teluk Lamong dengan alat yang disebut dengan Automated Stacking Crane (ASC).
"Secara perlahan nanti akan beralih ke sistem otomatis, karena lebih efisien, ramah lingkungan, dan tentunya dapat menekan kecelakaan kerja," lanjutnya.
Pemimpin Proyek Pengadaan ARTG Robby Dayoh menjelaskan kelebihan ARTG jika dibandingkan dengan alat serupa yang menggunakan sistem manual.
Menurutnya, perbedaan yang paling mendasar terletak pada sistem operasinya.
Alat tersebut bekerja secara otomatis dan dikendalikan dari dalam ruang kendali. Berbeda dengan alat biasanya yang membutuhkan tenaga operator di atas alat.
"Kami rasa dari sisi perawatan juga akan lebih mudah
jika dibandingkan dengan sistem konvensional.Demikian halnya dengan penggunaan sumber daya, jika yang konvensional masih menggunakan solar, yang ini sudah seluruhnya menggunakan listrik," jelas Robby.
Pembelian 11 ARTG itu dipastikan akan selesai pada tahun 2015 mendatang. Alat tersebut akan dibuat dan dirakit oleh Konecranes Finland di sebuah pabrik di Dalian, Provinsi Liaoning, China.
"Meski dibuat dan dirakit di China, seluruh komponen dan teknologi utama dari ARTG merupakan produksi Eropa, salah satunya Finlandia, kota asal Konecranes," tandasnya.