Empat Nelayan 7 Jam Terombang-ambing di Laut
Cuaca buruk menyebabkan empat nelayan terombang-ambing di laut. Perahu yang mereka gunakan terbawa ombak.
Laporan Wartawan Tribun Manado Erick Mongisidi
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Empat orang nelayan masing-masing Ferry Lempoy (54), Jener Lempoy (24) dan Abdul Umar (43), dan Marlon Umar (17) sekitar 7 jam terombang-ambing di laut Malalayang Manado, Kamis (9/1/2014).
Hingga tengah malam mereka baru berhasil diselamatkan tim Basarnas. Lantaran cuaca buruk dan ombak yang besar perahu yang mereka tumpangi terbawa arus dan keempatnya kebingungan. Kisah diawali dengan rencana memancing ikan di wilayah laut Malalayang.
Mereka turun ke laut sekitar Pukul 14.00 Wita. Sekitar Pukul 16.30 Wita, ombak kencang meniup dari arah selatan, sehingga perahu yang mereka gunakan terbawa ombak.
Saat ingin memaksakan untuk kembali ke darat, mesin motor yang digunakan tiba-tiba rusak dan patah. Sehingga mereka kesulitan untuk kembali. "Itu kros join kwa patah," ungkap Abdul.
Saat itu tiba-tiba angin kencang kembali meniup dan mereka terbawa ombak ke tengah lautan. Beruntung saat itu mereka melihat sebuah rakit pembibitan ikan. Sehingga mereka langsung mengikatkan perahu mereka ke rakit tersebut. "Saat itu so sekitar jam 6 atau jam 7. Torang so kebingungan," kata Abdul.
Saat itu mereka langsung menghubungi keluarga yang berada di rumah untuk segera minta bantuan. Marlon Umar (14), pemuda yang ikut bersama ayah dan dua orang teman ayahnya mengaku ketakutan saat berada di tengah laut. Tak hanya takut, pemuda lajang juga muntah-muntah.
"Saya muntah-muntah dan tentu takut jika ada di laut dengan keadaan itu," ungkapnya.
Sementara itu, anggota Basarnas yang berperan sebagai Koodinator pos siaga Malalayang, Harce Raintama, langsung bergerak saat dihubungi pihak Polsek Urban Malalayang. "Kami terima perintah dari polsek, katanya ada warga di laut. Dan saat itu langsung ke lokasi. Kebetulan jarak mereka tidak jauh, hanya sekitar satu kilometer," ungkapnya.
Menurutnya, dua anggota Basarnas di bawah pimpinannya masing-masing Johanis Rompas dan Sukardi langsung melihat ada kode lampu senter dari arah laut. Sehingga mereka langsung menuju lokasi dengan menggunakan perahu karet.
"Mereka menyalakan senter dengan kode-kode. Saat di balas dengan kode lampu mereka membalasnya sehingga kami mengetahui itu adalah mereka," paparnya.
Menurutnya, waktu evakuasi dilakukan kurang lebih satu jam. "Kurang lebih satu jam sejak berada di darat. Evakuasi tidak sulit karena perahu milik korban kami tinggalkan di rakit. Karena yang digunakan perahu yang cukup besar," tutupnya.
Jumat (10/1/2014) pukul 01.41 Wita, keempat warga sudah dikembalikan ke keluarga masing-masing tanpa mengalami luka serius. Tampak hanya syok atas kejadian tersebut.