Warga Semarang Silakan Beli Saham PT Sido Muncul Rp 600 Perlembar
- Warga Kota Semarang dan sekitarnya, siapapun atau dari kalangan manapun dapat membeli saham PT Sido Muncul mulai 9 hingga 12 Desember 2013 mendatan

Laporan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNNEWS .COM, SEMARANG - Warga Kota Semarang dan sekitarnya, siapapun atau dari kalangan manapun dapat membeli saham PT Sido Muncul mulai 9 hingga 12 Desember 2013 mendatang.
Sebanyak 1,5 miliar lembar saham konsumer perusahaan jamu Indonesia tersebut dilepas pada penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di kuartal keempat tahun ini.
PT Kresna Graha Sekurindo dan Mandiri Sekuritas pun telah ditunjuk PT Sido Muncul sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk membantu proses IPO ini. Selain kedua perusahaan itu, lembaga penunjang lainnya yakni Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi, Konsultan Hukum Herman, Kantor Jasa Penilai Perusahaan KJPP Benedictus Darmapuspita, Kantor Notaris Fathiah Helmi, dan Biro Administrasi Efet PT Sirca Datapro Perdana.
"Seperti yang kami katakan sebelumnya, saham yang dilepas hanya 10 persen. Saham yang terjual akan kami gunakan untuk kegiatan operasi dan ekspansi. Pengembangan pabrik dan produksi di Bergas Kabupaten Semarang," kata Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat kepada Tribun Jateng, Sabtu (23/11) petang di Hotel Crowne Plaza Semarang.
Irwan menyatakan, Kota Semarang merupakan kota kedua setelah sebelumnya dilakukan Due Diligence Meeting and Public Expose perusahaannya di Jakarta. Yang diundang pun dari berbagai kalangan seperti kalangan bursa, securitas, rekanan, pemerintahan, swasta, tokoh masyarakat, marketer, maupun artis. Apabila ditotal ada sekitar 500 undangan.
"Sido Muncul merupakan perusahaan jamu dan farmasi sejak 1951. Ada 1,5 miliar lembar saham yang kami lepas atau 10 persen dari modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh setelah IPO. Siapapun, termasuk wartawan berminat, silakan," kata Irwan.
Menurutnya, saham yang dijual antara Rp 500 hingga Rp 600 per lembar itu menjadi kesempatan emas bagi masyarakat dan diyakini mereka tidak akan merugi. Hal tersebut diklaimnya yang menjadi pertimbangan yakni pada produk-produk seperti Tolak Angin dan Kuku Bima sebagai pemimpin pasar jamu di Indonesia. (*)