Dua Penodong Diringkus Saat Beraksi
Kejadian itu saat pelaku mendekati Hendra dengan modus meminjam ponsel untuk SMS ke salah satu temannya
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Cemas Hendra (21) mahasiswa Poli Teknik Sriwijaya (Polsri) jurusan Tehnik Mesin hampir saja ditusuk Rendi dan Wawan. Ia ditodong untuk diminta ponselnya oleh pelaku, Selasa (22/10/2013) pukul 14.30 WIB di Museum Monpera.
Ternyata kedua pelaku, Rendi (19) warga Tangga Buntung Karang Anyar Jembatan 5 Kel 36 Ilir Kecamatan Gandus dan Wawan (21) warga Kertapati Jalan Sungki RT 03 Kecamatan Seberang Ulu 1 merupakan penodong yang telah lama menjadi incaran petugas.
Kejadian itu saat pelaku mendekati Hendra dengan modus meminjam ponsel untuk SMS ke salah satu temannya. Rendi kemudian mengajak korban ke sudut museum dan memaksa mengambil ponsel tersebut.
Ternyata, tak jauh dari lokasi polisi yang telah mengincar pelaku dipimpin Ipda Robet terus mengawasi dan merekam kejadian tersebut dan disaat pelaku hendak menusuk korban saat itu pula polisi meringkus dan mengamankan Rendi dan Wawan bersama barang bukti berupa sebilah pisau badik milik Rendi dan ponsel.
Korban mengaku merasa cemas dan takut. "Cemas sekali aku," ujarnya.
Hendra yang baru tiga bulan indekos di depan kampus Unsri tersebut ke museum karena janjian dengan teman sekampusnya untuk beli buku gambar karena ada tugas dari kampus.
Hendra mengatakan, ia telah curiga saat pelaku memanggilnya dan meminjam ponsel. Tapi ia tetap meminjamkan ponsel tersebut. Namun saat diminta, pelaku tidak mau mengembalikan dan ia malah mengajak ke tempat sepi. Di tempat itulah pelaku memaksa mengambil ponselnya kalau tidak akan ditusuk.
"Dari banyaknya laporan yang masuk ke Polresta Palembang, para penodong dan pencopet di kawasan Musium Monpera Palembang memang telah lama menjadi incaran polisi," ujar Ipda Robet.
Pelaku mengaku dalam minggu ini telah dua kali melakukan penodongan dan dengan kasus yang sama. "Baru dua kali pak aku nodong, karena cuma ikut kawan, hari ni baru aku sendiri," ujarnya.
Pelaku menambahkan hasil dari penodongan tersebut biasanya dipakai untuk beli minum-minuman keras dan lem aibon. Sehari-hari pelaku bekerja sebagai kernet mobil jurusan Tangga Buntung.
Pelaku mengaku kelakuannya karena ikut temannya, orang tuanya sopir travel yang jarang di rumah. Menjadikan ia bebas dan lepas kontrol. (candra)