Selasa, 30 September 2025

Omzet Penjualan Daging Ayam Belum Membaik

Harga daging ayam di Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, mulai menurun lagi.

Editor: Hendra Gunawan
/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA -- Harga daging ayam di Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, mulai menurun lagi. Setelah bertengger pada harga Rp 38.000 sampai Rp 40.000 per kg, beberapa hari lalu, harga daging ayam kini mulai turun pada harga Rp 32.000-Rp 33.000 per kg.

Namun begitu, pantauan Tribun di Pasar Singaparna, Senin (23/9), penuruan harga jual belum memancing kembali naiknya omzet penjualan.

Seorang pedagang yang biasanya bisa menjual 70 ekor per hari misalnya, saat ini masih bertahan pada omzet sekitar 50 ekor per harinya.

"Sejak beberapa hari lalu, harga daging ayam terus menurun. Tapi omzet penjualannya masih belum normal kembali. Memang idealnya harga berada pada kisaran Rp 28.000 per kg, seperti saat sebelum masuk bulan Ramadan lalu," kata Enung (47), salah seorang pedagang ayam di blok Pasar Wisata, komplek Pasar Singaparna.

Menurut Enung, naiknya harga ayam kemarin dipicu oleh kelangkaan ayam di tingkat bandar. Akibatnya harga ayam sudah naik di tingkat bandar. "Kita juga sebagai pedagang, mau tidak mau harus ikut menaikkan harga, kalau tidak ingin gulung tikar. Tapi akibatnya pembeli malah berkurang," keluhnya.

Pedagang daging ayam lainnya, Tatis (40), menuturkan, lesunya omzet penjualan daging ayam, juga dipicu oleh maraknya aksi penjualan secara eceran yang dilakukan sejumlah poultry shop (PS) di Singaparna. Harusnya, kata Tatis, pihak PS tidak ikut-ikutan menjual daging ayam secara eceran. "Manakala harga daging ayam melejit, kemungkinan pembeli lebih memilih membelinya di PS karena dipastikan harganya akan lebih murah.Yang rugi kan kami pedagang eceran di pasar," keluh Tatis.

Ia bahkan mengaku terkadang kalau sudah sampai sore omset masih di bawah, terpaksa menjual daging ayam lebih murah hingga Rp 30.000 per kg. "Daripada tidak laku dan saya yang rugi, ya akhirnya dijual dengan harga rendah sampai tiga puluh ribu," ujarnya dengan nada prihatin.

Nunung (38), warga Cihaji, Singaparna, yang tengah berbelanja mengaku terpaksa menghindari dulu pembelian daging ayam akibat harganya yang masih tinggi. "Sebenarnya kami membutuhkan daging ayam untuk asupan gizi anak-anak. Tapi sudah beberapa hari ini terpaksa ditunda dan beralih ke telur. Karena harga telur masih lebih rendah," katanya. (stf)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan