Senin, 6 Oktober 2025

Demi Kejar Setoran, Sopir Angkot Tolak Angkut Pelajar

Sudah lebih dari 10 menit kedua bocah berseragam merah putih itu berdiri di pinggir jalan depan sekolah mereka

net
Angkot di Manado 

TRIBUNNEWS.COM – Sudah lebih dari 10 menit kedua bocah berseragam merah putih itu berdiri di pinggir jalan depan sekolah mereka yang tak seberapa jauh dari Taman Makam Pahlawan Kairagi Manado, Jumat (13/9/2013) siang. Saat angkutan kota (angkot) jurusan Paal 2-Lapangan lewat, bocah itu mengangkat tangan. Namun, sopir tetap tancap gas. Sopir terus melaju meski kursi di angkotnya masih kosong.

Lima menit kemudian melintas lagi sebuah angkot atau biasa disapa mikro oleh warga Kota Manado menuju Lapangan. Lagi-lagi mikro tersebut tetap melaju kendati masih ada dua kursi kosong di dalamnya. Sang sopir mengangkat tangan saat kedua bocah SD itu berusaha memberhentikan angkotnya.

Seperti disaksikan Tribun Manado (Tribunnews.com Network), nasib baik akhirnya memihak kedua bocah SD itu pada kesempatan ketiga. Angkot jurusan Paal 2-Lapangan yang dikemudikan sopir usia paruh baya berhenti di depan sekolah mereka dan mengangkut keduanya. Wajah semringah pun merekah. Kedua pelajar SD ini akhirnya bisa pulang ke rumah orangtuanya. Tribun melirik jarum jam, waktu itu pukul 13.25 Wita.

Sopir angkot memilih-milih penumpang dan sebagian dari mereka enggan mengangkut pelajar. Begitulah secuil fakta yang terjadi di ibukota Provinsi Sulawesi Utara ini. Keengganan sopir angkot membuat para pelajar kerap terlambat berangkat ke sekolah atau pulang ke rumah setelah jam pelajaran berakhir. Itulah sebabnya tak sedikit orangtua siswa di Manado membolehkan putra-putri mereka membawa sepeda motor atau mobil ke sekolah meskipun dari sisi usia anak itu belum berhak mengantongi lisensi Surat Izin Mengemudi (SIM).

Andi (13), satu di antara siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Manado mengakui dia sering tidak diangkut sopir angkot sehingga terlambat ke sekolah. "Bukan tiap harinya terlambat, tapi karena tiap naik angkot sopirnya pilih penumpang. Saya karena pakai seragam sekolah jadi jarang diangkut," ucap Andi ketika ditemui di rumah orangtuanya, Minggu (15/9/201). Walau diperlakukan seperti itu, kata Andi, tiap hari ke sekolah dia masih gunakan jasa angkot, moda transportasi andalan di Kota Manado.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved