Bentrok Warga Dengan Polisi
Kapolda Sulut Kunjungi Korban Bentrok, Anak Rekson Menangis Histeris
Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Brigjenpol Robby Kaligis mengunjungi rumah duka korban bentrok warga dan polisi, Rekson Watung
Laporan Wartawan Tribun Manado, Aldi Ponge
TRIBUNNEWS.COM, TUTUYAN - Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Brigjenpol Robby Kaligis mengunjungi rumah duka korban bentrok warga dan polisi, Rekson Watung (40) di Bongkudai Utara, Jumat (13/9/2013) sekitar pukul 15.45 Wita.
Hampir 15 menit Kapolda tiba belum sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Kapolda tampak mendengarkan masukan dari warga dan bawahannya.
Ratusan warga memenuhi rumah duka pun penasaran mendengarkan kata-kata dari Jendral bintang satu ini terkait insiden bentrok polisi dan warga Guaan-Bongkudai, kemarin. Sementara itu anak sulung korban, Lavenia Watung (17) terus menangis histeris.
Bentrokan berdarah antara aparat kepolisian dan warga terjadi di Desa Guaan Mokitompia, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Kamis (12/9/2013). Rekson Watung, warga Desa Bongkudai Utara yang berusaha tenangkan massa malah tewas pada peristiwa di desa yang berbatasan dengan Kabupatan Minahasa Selatan (Minsel) itu.
Kejadian tersebut bermula saat Polres Bolaang Mongondowo (Bolmong) menurunkan 100 personel untuk melakukan
penangkapan dan penahanan tersangka serta barang bukti sepeda motor curian di daerah Bongkudai dan sekitarnya.
Personel Polres Bolmong juga dibantu anggota Brigade Mobil (Brimob) Inuai.
Pasukan dipimpin Kapolres Bolmong AKBP Hisar Siallagan berangkat ke Bongkudai sekita pukul 11.00 Wita. Sasaran
pertama adalah tersangka Gren, warga Bongkudai. Namun Gren tidak ada di tempat. Polisi hanya mendapatkan barang
bukti sepeda motor Vixion. Polisi kemudian mengadakan pengembangan. Pasukan dibagi dua yakni ke Bongkudai dan ke
Insil. Di Insil, polisi berhasil menangkap Ebong dan Ateng serta sejumlah sepeda motor hasil curian.
Saat pulang, pasukan dari Insil diadang warga saat akan memasuki Desa Guaan di perbatasan Minsel dengan Boltim.
Warga merasa kecewa karena penyitaan sepeda motor dilakukan secara paksa. Apalagi sepeda motor itu mereka gunakan
untuk mengangkut hasil produksi pertanian setiap hari. Warga sempat memblokir jalan dengan batu dan membakar ban
mobil.
Bentrokan tak terelakkan. Polisi yang sempat terdesak ke arah wilayah Minsel menyerang balik warga dengan peluruh
karet serta melepaskan gas air mata. Puluhan warga terkena tembakan termasuk korban Rekson Watung yang meninggal
dunia tak jauh dari lokasi bentrokan dengan polisi.