Pemilihan Gubernur Jatim
PWNU: Kiai Punya Jago Sendiri Dalam Pilgub Jatim
"Saya sendiri punya pilihan. Dasar pilihan pribadi bukan karena apa, tapi untuk kepentingan ummat," tegasnya

Laporan Wartawan Surya,Mujib Anwar
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Tujuh hari menjelang pelaksanaan Pilgub Jatim 2013, para kiai dan ulama dipastikan punya jago sendiri-sendiri.
Demikian ditegaskan Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah, Kamis (22/8/2013), usai acara Halal Bihalal dan Pelantikan pengurus PWNU Jatim periode 2013-2018, di Kantor PWNU.
Menurut KH Mutawakkil, menyikapi gawe politik, baik Pilkada Bupati/Walikota, Pilgub, maupun Pilpres, secara kelembagaan sikap PWNU tegas, yakni netral alias tidak mendukung siapapun.
Namun, sebagai pribadi, warga NU tetap bebas memilih sesuai hati nurani masing-masing, mana calon yang dianggap baik baik dan layak serta bermanfaat untuk masyarakat banyak.
"Saya sendiri punya pilihan. Dasar pilihan pribadi bukan karena apa, tapi untuk kepentingan ummat," tegasnya, kepada wartawan.
Tak hanya dirinya, setiap kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jatim juga pilihan dan jago sendiri-sendiri dalam Pilgub ini.
"Jangan sampai ada warga NU menghasut dan menjelek-jelekkan satu sama lain," tandasnya.
Hal itu sangat penting, agar warga NU tidak terlibat dalam black campaign yang menyerang pasangan cagub-cawagub tertentu.
Disisi lain, menjelang Pilgub 29 Agustus, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah juga mengakui banyak beredar SMS hitam yang dikirim ke lembaga yang dipimpinnya.
Isinya, agar mendukung salah satu Cagub.
"SMS hitam yang dikirim ke kami juga isinya menjelek-jelekan NU," terangnya, dihadapan ratusan warga NU.
Untuk menegaskan pernyataannya, KH Mutawakkil menunjukkan salah satu SMS hitam yang dikirim seseorang dengan nomor telpon terakhir 62.
Isinya, PWNU dikatakan menegur tokoh nasional gara-gara mendukung Cagub tertentu.
"Selain itu, ada juga SMS gelap yang menghina kiai," imbuhnya.
KH Mutawakkil yakin, SMS bernada black campaign itu bukan dikirimkan oleh orang NU. Tapi, dikirim oleh tim sukses yang sengaja mengadu domba warga NU.
"Orang NU tidak mungkin menghina kiai. Itu dosa besar," tegasnya, mengingatkan.