70 Imigran Diinapkan di Aula Mapolres
Diduga memanfaatkan momen kesibukan aparat mengamankan arus mudik Idulfitri 1434 H, sebanyak 70 imigran
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Diduga memanfaatkan momen kesibukan aparat mengamankan arus mudik Idulfitri 1434 H, sebanyak 70 imigran gelap asal Afganistan, Iran, dan Pakistan, berupaya menyeberang ke Pulau Chrismast, Australia, dari perairan Sindangkasih, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (6/8/2013) dini hari.
Namun ketika mereka tengah berkemas di tepi pantai, jajaran Polsek Cipatujah keburu memergokinya. Ketujuh puluh imigran gelap tersebut akhirnya digelandang ke Mapolres Tasikmalaya dan ditampung sementara di aula Mapolres. Mereka terdiri dari 58 pria, 11 wanita dan seorang balita laki-laki berusia 3 tahun.
Sesampainya di Mapolres, seluruh imigran langsung terlelap tidur akibat kecapaian. "Mereka diamankan ketika berkemas mau menyeberang," kata Wakapolres Tasikmalaya, Kompol Nana Sumarna, Senin (5/8) siang.
Menurut Nana, penyergapan puluhan imigran itu dilakukan sekitar pukul 04.00 beberapa saat sebelum mereka berlayar menuju Pulau Chrismast. "Petugas yang patroli pantai, melihat kerumunan orang. Setelah didekati ternyata mereka imigran yang akan menyeberang ke Pulau Chrismast," kata Nana.
Para imigran itu sebelumnya diangkut dengan tiga truk dari Garut. Kemudian memilih lokasi menyeberang di pantai Sindangkerta. Dengan menggunakan truk yang sama, mereka digiring petugas menuju Mapolres. Awak ketiga truk yang berjumlah empat orang turut diamankan.
"Mereka masih menjalani pemeriksaan intensif. Mereka hanya mengaku mendapat order pengiriman imigran di Garut untuk diangkut ke Sindangkerta, Cipatujah," ujar Nana.
Dari pemantauan Tribun, hampir seluruh imigran yang diamankan berusia masih muda. Beberapa imigran yang diamankan tersebut mengaku berasal dari Pakistan, Afganistan, dan Iran. "Mereka kabur dari negaranya dan bermaksud menetap di Pulau Christast," kata seorang polisi dari Mapolresta Tasikmalaya.
Di antara puluhan imigran terdapat balita laki-laki berusia tiga tahun. Balita ini menjadi pusat perhatian petugas dan sejumlah wartawan. Maklum gerak-geriknya tampak menggemaskan dengan wajah semringah. Sesekali ia lepas dari pangkuan ibunya yang diperkirakan berusia sekitar 35 tahun.
Balita tersebut sempat menangis kelaparan. Ibunya lantas meminta polisi menyediakan ayam goreng nasi serta minum. Polisi pun membawakan pesanan makanan, ditambah roti dan teh kotak. Walau sempat ragu-ragu, balita itu akhirnya mau makan juga.
Hingga Selasa siang belum ada petugas imigrasi yang datang, Nana mengatakan pihaknya belum bisa mendata apakah mereka betul-betul imigran gelap dan dari negara mana mereka berasal.
"Kami masih menunggu kedatangan petugas imigrasi," kata Nana yang selama menjabat Wakapolres Tasikmalaya berhasil mengungkap empat kasus imigran gelap. (stf)