Ramadan 2013
Ketua NU Nunukan Keluhkan Suara Petasan Saat Warga Salat Malam
Gencarnya operasi penyitaan petasan maupun kembang api dari para pedagang, tak menghilangkan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Gencarnya operasi penyitaan petasan maupun kembang api dari para
pedagang, tak menghilangkan begitu saja aktivitas yang mengganggu masyarakat karena
bunyi-bunyian yang nyaring dari dari benda-benda tersebut.
Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Nunukan Haji Hermansyah mengatakan, bunyi-bunyian petasan tersebut sudah sangat mengganggu. Setelah salat tarawih bahkan hingga tengah malam, suara-suara petasan masih terdengar.
“Ini sudah mengganggu ketertiban kita semua. Terutama bagi yang melaksanakan ibadah pada malam hari, ini akan terganggu,” ujarnya. Karena dirasa sudah sangat mengganggu, Hermansyah berharap aparat keamanan termasuk Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan terus-terusan
memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak membunyikan petasan.
“Kami menghimbau aparat keamanan, kemudian dari Pol PP agar bisa menghimbau kepada masyarakat agar tidak menggunakan petasan, melalui surat barangkali. Karena ini mengganggu ketertiban masyarakat. Mohon kalau bisa ditertibkan suara-suara yang mengganggu ketertiban masyarakat ini,” ujarnya.
Hermansyah mengaku sudah sangat terganggu dengan suara petasan yang hampir tiap malam dibunyikan.
“Saya selaku tokoh agama terus terang saja merasa terganggu. Kadang tengah malam bunyi, kita terganggu. Apalagi suaranya membuat jantung berdebar-debar,” ujarnya.
Menjelang Idul Fitri, tentu aktivitas membunyikan petasan juga semakin meningkat. Ia mengatakan, semua warga terutama umat Muslim akan menyambut hari kemenangan dengan penuh suka ria. Namun, ketenangan dan kedamaian pasti akan terganggu jika warga tanpa kesadaran masih membunyikan petasan-petasan dimaksud.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Nunukan Haji Syafruddin Artha mengatakan, selama Ramadan pihaknya terus menerus melakukan razia di antaranya terhadap pedagang petasan dan kembang api. Pedagang yang kedapatan menjual petasan dan kembang api, barang dagangannya langsung disita dan dimusnahkan dengan cara direndam di air.
“Kalau untuk mercon, petasan, apabila kita temukan secara otomatis itu langsung saya rendam, saya musnahkan. Karena saya takut menyimpan, itu berbahaya sekali,” ujarnya.
Di bandingkan tahun sebelumnya, razia kali ini frekuensinya lebih tinggi. Dengan melibatkan aparat terkait, patroli gabungan digelar setiap hari.
“Tahun ini betul-betul anggota kita aktif turun ke lapangan. Kalau sebelumnya mungkin aktif juga tetapi tidak sebanyak tahun ini kita. Tahun ini betul-betul semua terlibat aktif. Dari instansi terkait, ada enam instansi hadir semuanya,” ujarnya.
Selain petasan, minuman keras juga menjadi sasaran patroli gabungan. Hinggga menjelang akhir Ramadan, selalu ditemukan minuman keras namun jumlahnya sangat minim sekali.
“Kalau minuman keras untuk sementara belum kita musnahkan. Mungkin nanti kita musnahkan setelah Lebaran,” ujarnya.