Selasa, 30 September 2025

Diskes Dumai Temukan Kandungan Boraks dalam Mie

Dinas Kesehatan Dumai menemukan satu sampel makanan jajanan takjil yang mengandung boraks.

Editor: Sanusi
Kompas Images/ Kristianto Purnomo
Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta melakukan uji laboratorium sampel makanan di salah satu pasar swalayan modern di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2013). Inspeksi mendadak ini dilakukan untuk mengawasi peredaran bahan yang dilarang digunakan dalam pangan seperti formalin, boraks, methanil yellow, dan rhodamin B. 

TRIBUNNEWS.COM, DUMAI - Dinas Kesehatan Dumai menemukan satu sampel makanan jajanan takjil yang mengandung boraks.

Senyawa kimia berbahaya bagi tubuh tersebut ditemukan pada jenis makanan mi di salah satu titik jual-beli juadah berbuka puasa.

Marjoko, Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, mengatakan, temuan itu didapat dari 24 sampel yang diambil dari 10 titik lokasi penjualan makanan dan minuman berbuka puasa di Dumai.

"Pemeriksaan kesehatan makanan dan minuman jajanan buka puasa sudah kita lakukan. Dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan itu, satu sampel dinyatakan positif mengandung boraks di makanan berjenis mie," katanya.

Pihaknya akan melakukan penelusuran terhadap mie yang mengandung boraks tersebut. Sehingga diketahui secara pasti proses pencampuran boraks tersebut terjadi. Sebab kemungkinan yang bisa, pada saat produksi mie atau pun saat proses memasak.

Setelah ditelusuri, baik pedagang makanan bahan mie maupun tempat produksi mie akan diberikan teguran. Yang jelas pihaknya akan mengetahui lebih dulu, tempat terjadinya proses pencampuran boraks tersebut. Sehingga dapat diambil tindakan selanjutnya seperti yang bersifat pembinaan.

Diakuinya, saat ini pihaknya masih tetap akan melakukan pemeriksaan terhadap berbagai makanan dan minuman yang dijual oleh para pedagang Ramadan. Total sampel yang akan diambil pihaknya adalah sebanyak 60 di 10 titik lokasi penjualan jajanan puasa.

Untuk diketahui boraks adalah senyawa kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh, dan tidak diperkenankan tubuh kita untuk mengkonsumsinya meskipun sedikit. Bahan kimia ini digunakan para pedagang untuk campuran makanan seperti mi atau bakso menjadi lebih kenyal dan awet.

Mengkonsumsi boraks akan mengakibatkan berkurangnya nafsu makan, gangguan pencernaan, penurunan intelegensi dan jika dikonsumsi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kanker.

Pengawasan tersebut diakuinya untuk menjaga kesehatan masyarakat sebagai bentuk perlindungan bidang kesehatan kepada masyarakat. Sehingga terhindar dari pengkonsumsian zat yang dinilai berbahaya atau menjadi racun dalam tubuh.

"Tingginya minat belanja masyarakat sehingga menimbulkan banyak penjual makanan Ramadan ini jangan sampai malah membahayakan masyarakat. Makanya kita perlu melakukan pengujian untuk menjamin keamanan dan kelayakannya dari segi kesehatan untuk masyarakat," katanya.(Iqbal)

Tags
boraks
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved