Jumat, 3 Oktober 2025

Ratusan Ton Ikan di Kakas Mati Kehabisan Oksigen

Kematian ratusan ton ikan mujair dan mas di Kecamatan Kakas dan Eris beberapa waktu lalu disebabkan

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Ratusan Ton Ikan di Kakas Mati Kehabisan Oksigen
Tribun Manado/Lucky Kawengian
Usaha peternakan ikan di Danau Tondano.

Laporan Wartawan Tribun Manado, Lucky Kawengian

TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Kematian ratusan ton ikan mujair dan mas di Kecamatan Kakas dan Eris beberapa waktu lalu disebabkan peristiwa oksigenisasi.

Pemerhati lingkungan Minahasa, Maydi Tinangon saat diwawancarai Tribun Manado (Tribunnews.com Network), Jumat (19/7/2013) menjelaskan, peristiwa oksigenisasi adalah kondisi kandungan oksigen yang terlarut dalam air danau sangat sedikit. Menurutnya, kondisi ini disebabkan dekomposisi bahan organik yang menggunakan oksigen.

Tinangon yang juga akademisi bidang lingkungan menjelaskan, beberapa waktu lalu dia melakukan penelitian terkait ekosistem Danau Tondano. Dalam penelitian tersebut, dia mendapati populasi ganggang atau alga di danau sangat padat. Ganggang yang berwarna hijau bisa dilihat dengan mata telanjang, dan menyebabkan warna air danau menjadi hijau.

"Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, terdapat sekitar 240 vitoplanton dalam satu mililiter air. Jumlah ini sangat banyak dan diatas angka normal. Secara sederhana, kandungan oksigen dalam air menjadi sangat kurang saat ganggang ini mati. Untuk terurai, ganggang membutuhkan oksigen. Semakin banyak ganggang yang terurai, semakin banyak pulaoksigen yang digunakan. Akibatnya, ikan akan kesulitan bernafas," ujarnya.

Tinangon menambahkan, selain bisa disebabkan ganggang, oksigenisasi juga bisa disebabkan peristiwa dekomposisi sisa pakan ternak dan sisa-sisa enceng gondok yang menumpuk.

Berkurangnya kandungan oksigen dalam air sesuai dengan penjelasan peternak ikan kalau ikan berkumpul di permukaan air sambil membuka-tutup mulutnya. Ikan yang mati hanya yang ada dalam jaring yang populasinya cukup padat. Sedangkan ikan diluar jaring menunjukkan prilaku yang sama tapi tidak mati.

"Dalam populasi yang banyak terjadi kompetisi untuk mendapatkan udara. Tidak ada laporan ikan gabus atau payangka kodok yang mati karena dua spesies ikan ini tahan terhadap kondisi rendah oksigen," ujarnya.

Selain dua faktor tersebut, Tinangon mengatakan fenomena 'rano lewo' ini juga bisa disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Menurutnya Danau Tondano termasuk danau vulkanik dan kemungkinan ada pelepasan material vulkanik dari dasar Danau Tondano.

Hukumtua Desa Tolimembet, Kecamatan Kakas, Wenny M Wensen mengatakan sebelum kejadian tersebut terjadi gempa bumi. Warga meyakini gempa bumi ini adalah aktivitas vulkanik di dasar Danau Tondano. Aktivitas vulkanik ini melepaskan belerang yang cukup banyak dan menyebabkan ikan mati.

"Yang kami ketahui Danau Tondano adalah bekas gunung api dan gempa bumi yang terjadi beberapa pekan lalu menyebabkan belerang keluar dan menyebabkan ikan kami mati," ujarnya. (luc)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved