Tujuh Nelayan Sulut Hilang di Perairan Pulau Nain
Cuaca ekstrem yang melawan wilayah Sulawesi Utara (Sulut) dua hari terakhir mulai menelan korban manusia
Laporan Wartawan Tribun Manado, Deffriatno Neke
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Cuaca ekstrem yang melawan wilayah Sulawesi Utara (Sulut) dua hari terakhir mulai menelan korban manusia dan harta benda. Selain banjir di beberapa daerah, kapal nelayan asal Bitung tenggelam di perairan Pulau Nain Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (17/7/2013) dinihari Wita.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Manado, Danang P menjelaskan, KM Tuna King asal Bitung tenggelam di perairan Pulau Nain Rabu (17/7) sekitar pukul 01.30 Wita. Kapal itu diduga tenggelam akibat hantaman angin dan gelombang tinggi pada Rabu malam menyebabkan sejumlah nelayan hilang.
"Korban jiwa yang belum ditemukan sebanyak tujuh orang sementara empat orang anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri di Pulau Nain," kata Danang kepada sejumlah wartawan tadi malam.
Dijelaskannya, KM Tuna King dengan bobot 10 ton yang meninggalkan pelayaran Pelabuhan Perikanan Kota Bitung pada Selasa petang. Di dalam kapal warna putih tersebut ada 11 orang nelayan termasuk anak buah kapal. "Kami dapat informasi tenggelamnya kapal itu dari pemilik kapal, Sukardi jam tiga sore tadi. Lokasi kejadian berada di perairan sebelah Pulau Nain. Mereka hendak melaut untuk mencari ikan," ujarnya.
Danang menambahkan, kemarin baik pemilik kapal maupun keluarga korban sempat melakukan pencarian di perairan Likupang. Pencarian tersebut melibatkan kapal nelayan KM Tuna Quin milik Sukardi. Namun, para korban yang hilang belum berhasil ditemukan.
Danang menyatakan, akibat cuaca buruk Tim Basarnas Manado mengalami kesulitan untuk melakukan evakuasi empat orang korban kapal KM Tuna King yang menyelamatkan diri di Pulau Nain. Evakuasi akan dilakukan Kamis (18/7) ini sekitar pukul 06.00 Wita. "Tadi cuaca buruk, sehingga tidak dilakukan evakuasi tadi. Esok jam 6 paling lambat sudah ke sana," kata Danang.
Berdasarkan informasi yang Basarnas, empat korban terapung di lautan menggunakan rakit. Sekitar pukul 15.00 Wita kemarin mereka diselamatkan nelayan asal Pulau Nain. "Kita belum tahu kondisinya bagaimana, namun setelah dievakuasi kita langsung bawa ke rumah sakit. Korban sekarang lagi di rumah penduduk Pulau Nain," ujarnya.
Untuk evakuasi hari ini, lanjut dia, Basarnas menggunakan kapal RIB berkapasitas tujuh orang. Anggota Basarnas sebanyak lima orang dan satu anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).