Minggu, 5 Oktober 2025

Gempa di Aceh

Bangun Rumah Tahan Gempa Lebih Mahal 30 Persen

Mengapa bangunan di Aceh masih gampang runtuh? Padahal, rumah dan bangunan di Aceh dibangun pasca-tsunami 2005 silam.

Penulis: Eri Komar Sinaga
SERAMBI/MAHYADI
Warga memerhatikan salah satu rumah yang rubuh di Dusun Batu Asah, Kampung Sumber Jaya, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, usai gempa bumi berkekuatan 6,2 SR, Selasa (2/7/2013) sekitar pukul 14.37 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah korban meninggal akibat gempa berkekuatan 6,2 SR pada Selasa (2/7/2013 kemarin), karena tertimpa reruntuhan bangunan.

Mengapa bangunan di Aceh masih gampang runtuh? Padahal, rumah dan bangunan di Aceh dibangun pasca-tsunami 2005 silam.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB mengatakan, ternyata masih sulit membangun rumah atau bangunan di Aceh yang tahan gempa. Pembangunan rumah tahan gempa di Aceh belum dilakukan menyeluruh.

"Ternyata hal itu cukup sulit, karena belum dilaksanakan secara menyeluruh. Ini juga terkait masalah ekonomi. Membangun rumah tahan gempa lebih mahal 30 persen. Itu sebabnya," jelas Sutopo saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, Rabu (3/7/2013).

Walau demikian, lanjut Sutopo, masyarakat Aceh memiliki kearifan lokal yang membangun rumah tahan gempa yang sudah teruji tahan selama ratusan tahun.

Sebelumnya, BNPB merilis 24 orang meninggal dunia akibat gempa yang terjadi karena sesar aktif di daratan pada segmen Aceh dari sesar Sumatera alias Sesar Semangko.

Di Bener Meriah, sebanyak 75 bangunan dan rumah rusak, sementara di Aceh Tengah sebanyak 300 bangunan dan rumah rusak. (*)

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved