4 Tewas dan 25 Terluka dalam Bentrok Warga di Papua
Kasus pembunuhan terhadap anggota DPRD Nduga, Papua, Eka Tabuni memicu bentrokan dua kelompok warga di Sinakma, pinggiran Kota Wamena,
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WAMENA - Kasus pembunuhan terhadap anggota DPRD Nduga, Papua, Eka Tabuni memicu bentrokan dua kelompok warga di Sinakma, pinggiran Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (30/5/2013). Bentrokan mengakibatkan emoat orang tewas dan 25 lainnya luka-luka.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw seusai menemui Samuel Tabuni, keluarga Almarhum Eka Tabuni di Mapolda Papua mengatakan, bentrokan terjadi antara kelompok pendukung pemekaran distrik dengan kelompok yang menolak pemekaran distrik.
"Akibat bentrokan warga di Wamena, empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Dari empat orang yang tewas, tiga orang di antaranya dari kelompok pendukung pemekaran, sementara satu orang dari kelompok penentang pemekaran," jelasnya.
Dari keterangan Paulus Ubruangge, anggota DPRD Nduga yang mendampingi Samuel Tabuni di Mapolda Papua, bahwa pertikaian ini bermula dari penolakan DPRD terhadap usul pemekaran distrik yang diajukan Pemerintah Kabupaten Nduga.
"Dari delapan distrik dan 32 kampung di Kabupaten Nduga, diusulkan untuk dimekarkan menjadi 32 distrik dan 211 kampung. Namun ditolak oleh DPRD karena semua data yang dipakai adalah fiktif," jelasnya.
Dalam pertemuan dengan Wakapolda Papua, Samuel Tabuni meminta agar Kepolisian mengusut tuntas kematian yang menimpa Eka Tabuni, karena mereka khawatir jika kasus ini tidak diusut tuntas, maka pembunuhan demi pembunuhan akan terus berlanjut.
Guna mengantisipasi bentrokan warga terus berlanjut, Wakapolda Papua Brigjen Paulus Waterpauw akan berangkat ke Wamena bersama dua peleton Brimob. (*)