Pemilihan Wali Kota Makassar
JSP: Survei Adil Patu Ungguli Kandidat Golkar
Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar Adil Patu-Isradi Zainal masih diunggulkan ketimbang
Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudhy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar Adil Patu-Isradi Zainal masih diunggulkan ketimbang calon lainnya di pilkada Makassar 18 September mendatang.
Berdasarkan hasil survei Jaringan Suara Publik (JSP), pasangan yang diusung PDK dan Gerindra ini diunggulkan dengan tingkat keterpilihan atau elektabilitas mencapai 30,5 persen.
Sementara, di urutan kedua ditempati pasangan Supomo Guntur-Kadir Halid yang diusung Partai Golkar dengan tingkat elektabilitas mencapai 24,3 persen. Sedangkan di posisi ketiga pasangan Rusdin Abdullah-Idris Patarai yang masuk melalui jalur perseorangan dengan 7,6 persen.
Direktur Riset JSP, Iswanto, menjelaskan, untuk sementara posisi pasangan Adil-Isradi memang berada di posisi teratas. Jauh meninggalkan sejumlah pasangan lain yang ada saat ini.
Menurut dia, jika tren ini terus terjaga, pilwali Makassar berpeluang berlangsung satu putaran dengan Adil-Isradi keluar sebagai pemenangnya.
"Hasil potret kita memberikan gambaran seperti itu," ujar Iswanto dalam keterangan persnya, Senin (27/5/2013).
Untuk posisi keempat, jagoan Partai Demokrat, Danny Pomanto-Syamsu Rizal, memiliki tingkat elektabilitas 6,5 persen, Muhyina Muin-Syaiful Saleh 5 persen, Apiaty jika berpasangan Irman YL 3,7 persen, Erwin Kallo-Hasbi Ali 3,2 persen, Tamsil Linrung jika berpasangan dengan Jafar Sodding 2 persen dan Herman Handoko-Lathif Bafadhal 0,7 persen. Sisanya belum menentukan sikap.
Iswanto menjelaskan, khusus untuk pasangan Apiaty Amin Syam-Zulkifli Gani Ottoh belum dilakukan simulasi pasangan saat survei karena waktu itu belum ada informasi resmi berpaket.
Keduanya baru berpaket beberapa hari lalu. Begitu juga dengan Irman YL yang hingga kini belum menentukan sikap pasti dan pasangannya.
Dijelaskan Iswanto, popularitas yang dimiliki oleh para kandidat wali kota dan wakil wali kota yang memiliki elektabilitas tinggi sudah hampir mencapai level 90 persen. Hal menarik, jelas dia, popularitas yang dimiliki Supomo-Kadir tidak berbanding lurus dengan elektabilitasnya.
Sementara sosialisasi masif paket Adil-Isradi pascaberpasangan membuat keduanya melejit cukup signifikan. Program listrik gratis yang menjadi andalan pasangan ini juga rupanya banyak menarik minat masyarakat, khususnya masyarakat yang tergolong ekonomi lemah.
Untuk pasangan Supomo-Kadir, kesimpulan sementara penyebab rendahnya elektabilitasnya karena ketidakcocokan pasangan ini. Hal ini terlihat dari elektabilitas personal Supomo yang mencapai 28 persen. Tapi pada elektabilitas pasangan hanya memperoleh 24,3 persen.
"Hal ini juga mengindikasikan adanya harapan pemilih yang tidak terakomodasi pada pasangan ini," katanya.
Pada sisi lain juga, tambah dia, dapat ditafsirkan sebagai akibat dari perseteruan internal dalam tubuh Partai Golkar. "Barangkali juga perseteruan itu sudah menyeruak dalam pikiran pemilih di Makassar," katanya.
Untuk pasangan calon wali kota dan wakil wali kota dari jalur perseorangan, menurut dia, masih butuh kerja keras yang lebih ekstra untuk bisa menang atau tampil sejajar dengan pasangan Adil-Isradi dan Supomo-Kadir. Terlebih pasangan Herman Handoko-Lathif Bafadhal hampir pasti tidak bisa menang.
Survei JSP, untuk pengambilan data dilakukan pada 7 hingga 10 Mei 2013, menggunakan metode kuesioner dengan wawancara tatap muka.
Jumlah responden 400 orang yang tersebar di 14 kecamatan di Kota Makassar. Penarikan sampel menggunakan stratifield random sampling dan proporsional random sampling. Margin of error plus minus 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menanggapi hasil survei tersebut, kandidat Wali kota, Adil Patu, memberikan apresiasi. Hanya saja, dia berharap tim-timnya tidak dininabobokkan dengan hasil survei.
"Kita harus tetap bekerja keras. Persoalannya, masih ada tiga bulan lagi. Kita akan bekerja untuk terus meningkatkan dukungan," kata Adil. (Rud)