Ujian Nasional
Kepala Sekolah Bagi-bagi Bocoran Ujian Nasional
enam kepala Madrasah Aliyah (MA) dan seorang Kabag Kurikulum MA di Banjarbaru berkumpul di MA Darul Ilmi.

TRIBUNNEWS.COM,BANJARBARU-- Senin (22/4) malam lalu, enam kepala Madrasah Aliyah (MA) dan seorang Kabag Kurikulum MA di Banjarbaru berkumpul di MA Darul Ilmi.
Dia sana, mereka membahas lembaran kertas yang diduga berisi kunci jawabab soal ujian nasional (UN).
Hari berikutnya, Selasa (23/4) dinihari, para pemimpin MA itu menuju ke MA Al-Fallah Putera, Banjarbaru. Kabarnya, hendak menggandakan lembaran yang diduga bocoran jawaban soal Bahasa Inggris dan Ekonomi tersebut.
Mendadak, sejumlah aparat kepolisian datang. Mereka pun harus menjalani pemeriksaan di Mapolres Banjarbaru. Dari ‘penggerebekan’ itu polisi menyita 150 lembar kertas yang diduga berisi kunci jawaban soal UN.
Informasi yang diperoleh BPost, polisi memeriksa Kepala MA Darul Ilmi Abdul Wahab, Kepala MA Nurul Hikmah Supriyanto, Kepala MAN 1 M Ridwansyah, Kepala MA Al-Fallah Putra Fauzan, Kepala Bagian Kurikulum Al-Fallah Putri Adnan Nawawi, Kepala MA Zamzam Zailani Ridha Noor Effendi dan Kepala MA Misbahul Munir, Triadi.
Ridha mengakui adanya pertemuan yang kabarnya digagas tuan rumah, Abdul Wahab. Sebenarnya, ada delapan kepala sekolah yang diminta datang, tetapi mungkin karena pertimbangan jarak, kepala MA Miftahul Khairiyah tidak datang.
“Saya datang bersama Suprianto, Adnan dan Ridwansyah. Sesampai di Darul Ilmi, diberi lembar jawaban soal Bahasa Inggris dan Ekonomi,” ucap Ridha.
Saat melihat lembaran itu, dia mengaku sudah tidak yakin kebenarannya. Karena itu dia tidak berniat membagikan ke siswa yang mengikuti UN.
“Saya menerima sebagai bentuk solidaritas saja. Tapi, tidak untuk dibagikan ke siswa karena yakin bukan lembar kunci jawaban. Beberapa tahun lalu, hal serupa pernah terjadi di Banjarbaru. Gara-gara itu siswanya tidak lulus,” kata Ridha.
Mengenai kompensasi biaya, dia mengatakan Rp 300 ribu untuk satu naskah kunci jawaban. Namun, Ridha menegaskan kompensasi itu sifatnya keikhlasan. Itupun tidak ada yang memberi karena tidak yakin lembaran tersebut berisi kunci jawaban soal yang diujikan.
Pengakuan serupa diungkapkan Ridwansyah. Dia mengatakan tidak yakin itu kunci jawaban. Namun, karena tidak ingin dikatakan sombong, dia ikut menerima. “Saya pegang saja lembarannya. Tapi, bukan untuk saya bagikan ke siswa. Iya kalau benar jawabannya, kalau salah kan justru menyesatkan siswa,” ujar dia.
Ketidakyakinan diungkapkan pula oleh Triadi. Dia mengaku setelah setengah jam mengikuti pertemuan, pamit pulang. “Saya tidak yakin kebenarannya. Makanya, saya pulang,” katanya.
Kepala Satreskrim Polres Banjarbaru AKP Jatmiko mengatakan status mereka masih saksi. “Kami belum menetapkan tersangkanya karena pemeriksaan belum selesai. Mereka juga tidak kami tahan. Untuk mengungkap kasus ini, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik),” ujar Jatmiko.
Kepala Disdik Banjarbaru Ahmadi Arsyad saat dihubungi mengatakan kewenangan untukmembina MA dimiliki Kementerian Agama.
“Kalau saya sih, tidak yakin benar bocoran kunci jawaban soal UN. Soalnya itu dibikin 20 jenis sehingga sulit bocor,” tegas dia.