Jumat, 3 Oktober 2025

Pengobatan Bocah Makan Pasir Ditanggung Jamkesta

Kepala Dinas Kesehatan Bateng, dr Bahrun mengaku sudah mendapat informasi tentang Wira. Bahkan Senin (15/4/2013)

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Pengobatan Bocah Makan Pasir Ditanggung Jamkesta
Bangka Pos/Resha Juhari
Wira Wardani (3) saat dirawat di RSUD Depati Hamzah, Pangkalpinang, Selasa (16/4/2013). Wira merupakan penderita gizi buruk karena telah memakan tanah dan pasir selama 8 bulan.

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - AN Wira Wardani (4) sudah dua hari dirawat di Ruang Asoka RSUD Depati Hamzah, Pangkalpinang sejak Selasa (16/4/2013) lalu.

Wira dirawat di rumah sakit karena menderita demam, susah makan dan diare. Penyebabnya, selama delapan bulan ini, Wira terbiasa makan pasir dan tanah. Akibatnya, bocah ini mengalami penurunan kesehatan yang drastis.

Ermi, sang ibunda tahu anaknya makan pasir dan tanah dari ibunya. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat ikan asin ini mengaku kalau dilarang, Wira menangis.

Kepala Dinas Kesehatan Bateng, dr Bahrun mengaku sudah mendapat informasi tentang Wira. Bahkan Senin (15/4/2013) malam pihaknya sudah mengunjungi dan memantau langsung kondisi bocah tersebut.

"Kita sudah melakukan koordinasi dengan camat. Setelah kita cek bukan penyakit berat. Memang berat badan kurus. Tetapi ingat bukan busung lapar. Hanya saja kita dapat informasi memang si bocah suka ngemil pasir, sehingga kita nilai pola makannya salah, dan sekarang sedang kita tangani," ujarnya.

Sedangkan mengenai biaya berobat sang anak, awalnya, diakui Bahrun sempat mengalami kesulitan. Karena sang anak dan ibunya secara administrasi bukan warga Bangka Tengah.

Kendati demikian, berdasarkan peraturan Bupati (perbup) warga selain Bangka Tengah, namun sudah tinggal minimal lima tahun berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Apalagi sekarang ini, Kabupaten Bateng, sedang menuju Kabupaten Layak anak. Sehingga biaya berobatnya akan dimasukkan kedalam program Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta).

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan pak Camat, pihak Dukcapil. Untuk membantu melakukan pendataan. Memang si anak sudah lama ikut kakeknya. Jadi kita memakai data kakeknya terlebih dahulu. Untuk mempercepat prosesnya tetapi tetap sesuai prosedur," jelas Bahrun.

Terpisah Kepala Dukcapil Kabupaten Bangka Tengah, Rchmad Hardjono membenarkan pihak dinkes sudah berkoordinasi dengan pihaknya dalam membantu pembuatan data pasien.

"Kita akan membuat data kependudukannya. Kalau belum ada akte juga akan kita buatkan, tetapi sesuai dengan prosedur kependudukan. Iya kalau ada akte kelahirannya, kalau tidak.

Kita akan buatkan, dan akan kita kirimi surat di daerah asalnya agar dihapus disana, biar tidak ada data ganda. Kita juga akan melakukan perekaman E-KTP, dan masuk menjadi warga Bateng," imbuhnya. (M Zulkodri)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved