Ujian Nasional
Disdik Kutai Timur Usulkan UN SMA Dimulai 22 April
UN tingkat SMA, MA, dan SMK hingga tanggal 22 April mendatang.
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM SANGATTA,- Belum jelasnya proses distribusi soal Ujian Nasional (UN) dari Balikpapan ke kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Kondisi saat ini dinilai sarat ketidakpastian yang potensial merugikan peserta UN.
Karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur telah mengirimkan usulan, melalui surat kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim, untuk menunda pelaksanaan UN tingkat SMA, MA, dan SMK hingga tanggal 22 April mendatang. Demikian disampaikan Kabid Pendidikan Menengah Disdik Kutim, Wagiman, Selasa (16/4/2013) malam.
"Mengingat hingga saat ini belum ada perkembangan kedatangan soal untuk Kaltim dan kabupaten/kota lainnya, kami mengusulkan kepada Disdik Kaltim untuk menunda pelaksanaan UN SMA/MA/SMK dan memulai pelaksanaannya pada 22 sampai 25 April 2013," kata Wagiman.
Surat usulan tersebut telah dikirimkan via email. "Kami sebenarnya khawatir bila dipaksakan hari Kamis (18/4), maka distribusi soal UN belum sepenuhnya siap. Nantinya bakal muncul masalah baru," katanya. UN Kaltim sempat ditunda dua kali. Pertama, dijadwalkan Rabu (17/4). Kedua, dijadwalkan Kamis (18/4).
Pasalnya, ketika soal tiba di kabupaten/kota, masih harus dilakukan pemilahan secara cermat sebelum didistribusikan ke kecamatan dan sub rayon. Proses pemilahan ini juga membutuhkan waktu dan ketelitian ekstra. Ketika terjadi kelalaian, maka akan berdampak panjang.
"Kalau memang Rabu siang soalnya sudah tiba di Kutim, bilamana diupayakan all out memang masih bisa terdistribusi. Tapi kalau sampai Rabu malam belum sampai, rasanya sulit untuk menjangkau kecamatan-kecamatan yang jauh dari ibukota kabupaten," katanya.
Karena itu, Disdik Kutim menilai lebih aman dan efektif ketika dilakukan penundaan hingga Senin. "Saat ini kan sudah terlanjur ditunda. Kami menilai lebih baik dilaksanakan Senin, sehingga tidak ada mata pelajaran yang bergeser. Hanya mundur sepekan, mata pelajarannya tetap," katanya.
Adapun terkait pelaksanaan UN SMP pada 22 April, pihaknya menilai ada baiknya juga ditunda sepekan. "Namun kalau tetap dilaksanakan bersamaan dengan UN SMA, Insya Allah kami tetap siap. Karena petugas dan bagian di Disdik yang menanganinya berbeda. SMA di bawah Bidang Pendidikan Menengah, sedangkan SMP di bawah Bidang Pendidikan Dasar, katanya.
Sebagaimana diwartakan, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA, MA, dan SMK di Provinsi Kalimantan Timur yang seharusnya dilaksanakan Senin (15/4) telah dinyatakan ditunda dua kali karena keterlambatan distribusi soal ujian. Di Kabupaten Kutai Timur, baru tiga kecamatan terpencil yang soalnya sudah diterima.
Kepala Dinas Pendidikan Kutim, Iman Hidayat, mengatakan selain keterlambatan soal, masih ada hal vital yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan UN kali ini. Yaitu mengantisipasi kesalahan yang tidak diperlukan (human error) yang potensial terjadi di berbagai sisi.
"Untuk pelaksanaan UN tahun ini, banyak hal yang baru. Terutama pencetakan soal ujian di luar Kaltim, penggunaan bar code dalam soal ujian, juga ada 20 tipe soal yang berbeda dalam satu ruangan," katanya.
Dalam hal ini, peluang human error bisa terjadi di banyak sisi. Baik yang dilakukan siswa, pengawas kelas, sampai mekanisme penilaian yang menggunakan komputerisasi. "Karena itu semua pihak terkait harus cermat. Peluang human error-nya saya nilai relatif besar," katanya.
Bagi siswa, diperlukan kecermatan dalam menuliskan kode soal di lembar jawaban. Salah satu angka, maka fatal akibatnya. Dalam hal ini juga diperlukan kesigapan pengawas di kelas untuk selalu mengingatkan peserta ujian.
Bagi pengawas, diperlukan kecermatan dalam menghimpun kembali lembar jawaban yang telah diberikan. Juga dalam mengecek berbagai draft yang dibagikan atau diterima kembali dari peserta ujian. Demikian pula dalam mekanisme penilaian yang membutuhkan kecermatan ekstra. (kholish chered)