Sudah 216 Warga Samarinda Meninggal karena AIDS
216 orang meninggal karena penyakit tersebut.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA, - Data pada Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Samarinda mencatat bahwa dari tahun 1993 hingga 2013 Februari, sebanyak 2.820 warga Samarinda positif terkena virus HIV serta 882 orang terkena penyakit AIDS dan 216 orang meninggal karena penyakit tersebut.
Menurut Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail pada acara pembekalan 50 flontir sebaya kerjasama JCI Kaltim dan Yayasan LARAS di Rumah Dinas Wawali, Minggu (14/4), pemkot Samarinda sudah melakukan berbagai terobosan untuk terus menekan angka penyebaran penderita virus HIV / AIDS di kota Tepian, salah satunya melalui penerbitan Peraturan Walikota (Perwali) yang akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Dipaparkan Nusyirwan, poin penting dalam perwali diantaranya penekanan penggunaan kondom yang wajib untuk dilakukan bagi setiap pengunjung lokalisasi, selain itu juga mengatur pemeriksaan rutin kesehatan bagi Pekerja Seks Komersial (PSK) setiap 10 hari sekali oleh petugas kesehatan. Penerbitan Perwali tersebut sebagai penguatan dari Peraturan Daerah (Perda) yang sudah terbit lebih dulu.
"Karena pengaturan penggunaan kondom memang sudah diatur dalam perda, tetapi pada kenyataannya ada saja pelanggan yang berani bayar dua kali lipat kepada PSK apabila saat berhubungan tidak mengunakan kondom, disini akan kita atur lewat Perwali tadi," kata Nuysirwan.
Tentunya belajar dari kasus tadi, Perwali nanti tidak hanya tertuju pada tempat lokalisasi saja, melainkan tempat hiburan malam juga menjadi sasaran sebagai wadah yang rentan terhadap penularan virus HIV.
"Kemungkinan jam buka tutup THM akan lebih kuat diatur lagi dalam perwali nanti," urainya. Karena untuk menekan angka penyebaran HIV tadi tidak bisa juga serta merta langsung menutup lokalisasi, melainkan sambungnya harus direncanakan secara matang dengan memikirkan dampak kedepan dari penutupan tersebut.
"Artinya jangan sampai imbas dari penutupan para pekerjanya malah berkeliaran di jalan, tentu akan menimbulkan resiko yang lebih tinggi lagi dan sulit terkontrol oleh Pemerintah," tegasnya.
Melihat resiko itu, Ia berharap bagi PSK yang positif terserang HIV agar segera pensiun lebih dini dari pekerjaannya. Pemerintah sendiri jelasnya bersama organisasi dan Yayasan yang peduli terhadap penderita, tentunya siap untuk menampung dalam mencarikan pekerjaan yang layak melalui pemberian modal awal sebagai sumber dana untuk membuka usaha melalui interkoneksi bersama Badan Amil Zakat.
"Karena tujuan kita untuk mengimbangi kota Samarinda agar kedepannya bisa lepas dari penyakit AIDS," pungkasnya.