Jumat, 3 Oktober 2025

Delapan Pengungsi Myanmar Tewas

Wali Kota Medan Nilai Rudenim Belawan Tidak Layak

Rahudman merasa prihatin atas tewasnya delapan warga Myanmar dalam peristiwa tersebut.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Wali Kota Medan Nilai Rudenim Belawan Tidak Layak
TRIBUN JAKARTA/BAHRI KURNIAWAN
Penghuni Rumah Detensi Imigrasi Belawan.

Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wali Kota Medan Rahudman Harahap berkunjung ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan Jalan Selebes, Medan Belawan untuk melihat korban peristiwa bentrokan antar pengungsi, Jumat (5/4/2013). Rahudman menilai Rudenim Belawan sudah tidak layak.

Rahudman merasa prihatin atas tewasnya delapan warga Myanmar dalam peristiwa tersebut. Apalagi para korban yang tewas itu masih berusia muda, paling tua diketahui berusia 49 tahun. Untuk itu wali kota berharap segera dilakukan langkah-langkah penanganan yang serius dalam menyikapi masalah pengungsi sehingga kasus seperti ini tidak terulang kembali.

Rasa keprihatinan ini disampaikan wali kota ketika melihat kedelapan jenazah warga Myanmar yang tengah diotopsi di RSUP Pirngadi. Kedelapan jenazah yang umumnya tersangkut kasus illegal fishing ni tampak terbujur kaku dengan wajah dan tubuh berlumuran darah.

"Kita sangat prihatin sekali dengan insiden yang terjadi sehingga merenggut 8 jiwa ini," kata wali kota yang datang bersama Sekda Syaiful Bahri Lubis dan sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan.

Untuk mencegah bentrok susulan terjadi kembali, wali kota meminta pengamanan di Rudenim Belawan ditingkatkan lagi. Selain itu dia juga berencana bulan ini atau bulan depan akan menggelar seminar yang terkait dengan penanganan pengungsi di Medan, termasuk dengan United Nations High Comissioner for Refugees (UNHCR) yakni organisasi PBB yang memberikan perlindungan dan bantuan kepada para pengungsi.

Kapolresta membawa wali kota menuju TKP yang berada di lantai dua. Petugas Rudenim juga melakukan penjagaan ketat, tidak semua diperbolehkan masuk untuk melihat TKP. Saat berjalan menuju tangga menuju lantai dua, puluhan pengungsi dari beberapa negara berkumpul menjadi satu di tempat tersebut. Ada yang duduk, tidur-tiduran dan berjalan hilir mudik tanpa mempedulikan lokasi sekitar. Disamping itu ada juga terlihat pengungsi yang berada dalam ruangan mengintip dari balik pintu besi.

Kondisi tempat itu sangat kumuh. Apalagi ketika menaiki tangga, pakaian para pengungsi terlihat bergantungan. Saat berada di lorong lantai dua, belasan pengungsi bergelimpangan tidur di lantai beralas tikar. Ada yang tidur hanya pakai baju dan celana pendek saja, tetapi ada juga yang bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek.

"Tempat ini sangat tidak mendukung sehingga terjadinya over capacity. Untuk itu saya berharap kepada pemerintah pusat agar memperhatikan ini. Minimal harus ada perluasan dan pengamanan yang lebih ketat lagi," ujarnya.

Kapolresta Pelabuhan Belawan AKBP Endro Kiswanto menjelaskan, bentrokan terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Begitu bentrok terjadi, petugas Rudenim langsung menghubungi Polresta Pelabuhan Belawan untuk meminta bantuan pengamanan. Sampai di lokasi, aparat kepolisian yang datang tidak memungkinkan melakukan pengamanan karena jumlahnya cukup banyak.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved