Kamis, 2 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata Serang Lapas

Kapengdam: Pangdam Masih Sibuk Belum Bisa Ditemui

melalui Kapengdam IV Diponegoro menyatakan belum dapat ditemui.

Editor: Budi Prasetyo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pasca muncul pengumunan dari Wakil Danpuspom TNI AD Brigjen Unggul K Yudhoyono, terkait kasus penyerangan Lapas Cebongan Yogyakarta, bahwa 11 anggota Kopassus Kandang Menjangan adalah pelaku penyerangan, Panglima Kodam IV/ Diponegoro, Mayjen TNI Hardiono Saroso menolak ditemui wartawan.

Saat sejumlah wartawan dari media cetak dan elektronik yang mendatangi Markas Kodam IV Diponegoro, Semarang, untuk meminta keterangan pada Pangdam terkait pernyataan Pangdam beberapa waktu lalu, melalui Kapengdam IV Diponegoro menyatakan belum dapat ditemui.

"Mohon maaf, sampai saat ini kami belum bisa memenuhi keinginan rekan-rekan dari media, karena Pangdam masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Pada waktunya akan memberikan penjelasan, sekali lagi kami mohon maaf," kata Kapengdam, Kolonel Inf Drs Widodo, Jumat (5/4/2013).

Ia mengatakan, Pangdam masih sibuk memimpin rapat bersama Kasdam terkait persiapan pengiriman pasukan Batalyon 410 ke daerah rawan. Rapat digelar secara tertutup di Ruang Binayuda.

Sebelumnya, pada Kamis (4/4/2013) petang, saat Tribun Jateng mendatangi Makodam di Jalan Perintis Kemrdekaan Semarang, ketika adanya pengumuman yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi, Pangdam secara terburu-buru keluar Makodam dengan mobil dinas militernya.

Sebelumnya, usai sebuah acara di Lapangan Rindam IV Diponegoro Magelang, Jateng, Pangdam mengatakan bahwa dalam kasus penyerangan tersebut, tidak ada keterlibatan anggota TNI. Bahkan, ia menuding bahwa aksi tersebut merupakan salah satu gerakan teroris.

"Bukan dari prajurit TNI, tidak ada prajurit yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam IV/Diponegoro," katanya, Sabtu (23/3/2013).

Pangdam menuturkan, pada Selasa (19/3/2013), ada dua anggota Kodam IV/Diponegoro, yakni Serka Santoso dan Sertu Priyono yang sedang menjalankan tugas, satu dibunuh dan satunya dibacok oleh preman. "Sejak kejadian itu, kami cari pelaku dan sudah tertangkap," katanya.

Hardiono memperingatkan kepada preman jangan pernah lagi melukai petugas, baik tentara maupun polisi yang sedang melaksanakan tugas di wilayah Kodam IV/Diponegoro yang meliputi Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menyinggung adanya dugaan senjata TNI yang digunakan pada penyerangan lapas, dia kembali membantah. "Setelah kejadian, saya apelkan seluruh komandan satuan, baik komandan satuan yang ada di organik TNI maupun yang nonorganik dan mereka bertanggung jawab. Saya bertanggung jawab penuh terhadap semua yang ada di Kodam IV/Diponegoro," kata Hardiono.(*)

Baca  Juga  :

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved