UMKM Keluhkan Dampak Pembatasan Kuota Solar Bersubsidi
Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengeluhkan dampak pembatasan kuota solar bersubsid

TRIBUNNEWS.COM MAGELANG, Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengeluhkan dampak pembatasan kuota solar bersubsidi. Pelaku usaha penggilingan padi di lereng Merapi juga mengaku kebingungan untuk melakukan pengisian solar untuk usaha mereka.
“Dengan pembatasan kami jadi kewalahan. Sementara permintaan jasa selep padi meningkat, stok habis,” jelas penyedia jasa penggilingan padi, Nur wahid (28), Jumat (29/3/2013).
Warga Dusun, Sumber, Dukun ini menjelaskan hampir sepekan, ia hanya mendapatkan 12 liter solar perhari. Padahal, ia harus memenuhi permintaan penggilingan padi di beberapa kecamatan seperti Dukun dan Sawangan.
“Yang saya khawatirkan nanti harga solar mahal. Padahal kalau tidak ada yang menggiling padi, saya tombok solar,” jelasnya.
Dalam sehari, Nur mengaku menghabiskan sekitar 5 liter solar. Untuk mendapatkan solar, bisasanya ia membeli di SPBU Gadingan, Kecamatan Dukun. Ia membeli solar setiap pagi hari, sejak sulitnya mendapatkan solar di SPBU-SPBU.
“Saya cuma bisa berharap pada pertamina dan pemerintah agar solar dapat dipenuhi. Jangan sampai sulit, kasihan kami rakyat kecil,” jelasnya.
Salah satu petani, Pasri (38), warga Keron, Krogowanan, Sawangan, berharap stok solar segera stabil sehingga petani dan pelaku usaha kecil tidak khawatir. Menurutnya, jika nanti solar langka dan harga menjadi naik, semua kebutuhan pun ikut ju. “Maka kami berharap agar harga tetap stabil dan tidak langka,” tandasnya. (ais)
Baca Juga :
- Insiden Cebongan Tak Pengaruhi Wisatawan 22 menit lalu
- BlackBerry Z 10 Jadi Rebutan 32 menit lalu
- TNI AD Bentuk Tim Investigasi Penyerangan Lapas Cebongan