Cukup Bawa KTP Warga Yogya Bisa Berobat Gratis
Jika Jakarta punya Kartu Jakarta Sehat (KJS) untuk masyarakatnya yang akan mendapatkan layanan kesehatan, di Yogya ternyata selangkah lebih

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Jika Jakarta punya Kartu Jakarta Sehat (KJS) untuk masyarakatnya yang akan mendapatkan layanan kesehatan, di Yogya ternyata selangkah lebih maju. Sejak berlakunya program jaminan kesehatan menyeluruh (universal coverage) bagi warga kota mulai 1 Desember 2012, masyarakat yang akan berobat cukup bawa KTP.
Cukup dengan membawa KTP atau kartu keluarga yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah warga Kota Yogyakarta, masyarakat sudah berhak memperoleh layanan kesehatan di Puskemas atau rumah sakit kelas tiga secara cuma-cuma alias gratis.
Kemudahan untuk memperoleh layanan kesehatan ini juga berakibat pada jumlah pasien pengguna jaminan kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Tuty Setyowati menjelaskan, kenaikan pasien terjadi secara merata di 18 puskesmas di Kota Yogyakarta.
Peningkatan pasien tersebut dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Gedongtengen, Tri Kusumo Bawono. Menurut Tri, ada peningkatan sekitar 20 persen jumlah warga yang memeriksakan diri ke Puskesmas. Rata-rata pasien perhari sekitar 170 pasien, namun kadang mencapai lebih dari 200 pasien.
Menurut Tuty, jika sebelumnya rata-rata pasien yang berkunjung sekitar 100 orang perhari, kini pasien naik menjadi sekitar 150 orang perhari. Sayangnya, ketika terjadi kenaikan jumlah pasien, Dinkes justru tengah mengalami penurunan jumlah tenaga medis. Hal ini karena sejumlah tenaga medis telah memasuki masa pensiun dan sebagian lainnya mengajukan pensiun dini untuk melanjutkan studi.
"Jumlah pasien meningkat drastis, meskipun banyak diantaranya hanya pemeriksaan ringan misalnya tekanan darah dan kadar gula. Namun itu justru memperlihatkan jika kesadaran masyarakat untuk pemeriksaan kesehatan dini semakin meningkat untuk pencegahan penyakit," ucap Tuty, Minggu (17/3/2013).
Idealnya, masing-masing Puskesmas menyediakan empat dokter dan sejumlah tenaga medis lainnya yakni bidan, perawat maupun tenaga administrasi. Namun selama 2013 hanya terdapat rata-rata dua dokter di masing-masing Puskesmas.
Oleh karenanya, Dinas Kesehatan kini tengah menyeleksi calon tenaga medis baru yang akan dikontrak mulai April hingga Desember 2013. Beberapa tenaga medis yang dibutuhkan antara lain dokter sebanyak 14 orang, bidan 10 orang, perawat, tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) serta administrasi. Tenaga medis tersebut akan dialokasikan ke 18 Puskesmas di Yogyakarta, khususnya untuk mengampu layanan kesehatan 24 jam di Puskesmas Jetis, Tegalrejo dan Mergangsan.
"Sekarang masih proses seleksi. Namun kami hanya mampu merekrut dengan status tenaga teknis kontrak karena masih terkendala moratorium. Nanti jika kinerjanya bagus, ada kemungkinan diperpanjang pada tahun berikutnya," papar Tuty tanpa menyebutkan porsi anggaran yang disediakan untuk rekrutmen tenaga teknis tersebut.
Meski terkendala SDM, Tuty yakin mampu menyediakan sarana prasarana medis serta obat-obatan selama 2013 dengan anggaran mencapai Rp 25,19 miliar untuk program jaminan kesehatan.
Data Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah (PJKD) Kota Yogyakarta menyebutkan, hingga 31 Januari 2013, realisasi pencairan klaim jaminan kesehatan telah mencapai Rp 1,7 miliar yang berasal dari klaim rawat inap dari rumah sakit. Jika ditambah klaim rawat jalan di Puskesmas dan rumah sakit realisasi anggaran yang telah dicairkan lebih dari Rp 2 miliar. (esa)