Senin, 6 Oktober 2025

Jalan Kapatihan Makin Semrawut

Jalan Kapatihan kembali terlihat semrawut, Senin (25/2).

Editor: Sanusi
zoom-inlihat foto Jalan Kapatihan Makin Semrawut
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pedagang Kaki Lima (PKL) menjajakan dagangannya di badan Jalan Kepatihan, Kota Bandung, Minggu (17/2/2013). Tidak tahan dengan kesepakatan relokasi yang sudah disepakati dengan mengosongkan kawasan tersebut selama 2 pekan, baru berlangsung empat hari para PKL kembali menggelar lapaknya hingga memenuhi sebagian trotoar dan badan Jalan Kepatihan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jalan Kapatihan kembali terlihat semrawut, Senin (25/2). Ratusan gerobak dan lapak pedagang PKL diparkir di ruas jalan tersebut, mulai dari pertigaan Jalan Otto Iskandardinata-Kapatihan hinnga pertigaan Kepatihan-Jalan Dewi Sartika.

Hampir tak ada celah untuk pejalan kaki termasuk pintu masuk ke pertokoan yang ada di sepanjang jalan itu.

Para PKL yang tak berjualan, memilih bergerombol karena masih bigung lokasi yang akan ditempati. Penataan yang direncanakan Pemkot Bandung untuk mengelompokkan lapak PKL menjadi tiga, yakni kelompok kuliner, aksesoris, serta dan tas sepatu tak, kemarin tak terlihat. Ketiga kelompok itu masih bercampur aduk. Padahal, kemarin, ratusan petugas gabungan berjaga hampir di sepanjang Jalan Kapatihan.

Robby (32), pedagang sandal dan sepatu, meminta pembagian lapak diatur Pemkot Bandung agar para pedagang tidak berebutan.
"Saya memilih tidak berjualan khawatir bentrok dengan sesama PKL, banyak pedagang yang menguasai lokasi lebih besar dari yang ditentukan," ujar Robby. Robby juga mengaku lapak miliknya tidak bisa masuk dengan ukuran 1 X 1,5 meter.

Melihat PKL mulai bergerombol dan gelisah, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung Ferdi Ligaswara memberikan arahan kepada PKL agar menjaga ketertiban dan keamanan. Ferdi minta para PKL untuk tertib dan mentaati aturan yang telah disepakati tidak berebut lokasi.

Camat Regol Asep Haryadi minta PKL jangan takut dengan banyaknya petugas Satpol PP, polisi, TNI dan aparat lainnya. Sebab, kata Camat, aparat gabungan itu berada di sana untuk melindungi PKL.

"Tak perlu takut banyaknya petugas. Mereka bukan untuk menakuti atau mengejar, tapi untuk melindungi pedagang khawatir ada provokator," ujar Asep.

Asep minta para PKL untuk menata sementara lapak masing-masing dengan rapi dan tidak berebutan. "Silakan tata sendiri dengan tertib kami hanya mengawasi, tapi tolong jangan sampai menutup toko," ujar Asep.

Ketua Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Penataan dan Pembinaan PKL, Ayi Vivananda, mengakui penataan belum maksimal karena dana untuk penataan belum cair. Itu membuat PKL masih membangun lapaknya masing-masing, dan tidak seragam.
Kemarin, Ayi sempat meninjau Kapatihan, namun tidak mengadakan dialog.

Usai meninjau Kapatihan, Ayi melaporkan evaluasi penataan PKL ke DPRD Kota Bandung.

Menurut Ayi, kawasan 7 titik yang telah ditetapkan sebagai kawasan bebas PKL harus diwujudkan walau tidak bisa sekaligus. "Demi wibawa Pemerintahan Kota Bandung, aturan harus ditegakkan tapi dengan cara bijaksana, jangan hanya melarang berjualan tapi harus mencari solusi," ujar Ayi.

Menurut Ayi, untuk sementara PKL ditata di Jalan Kapatihan dan diatur dengan besaran lapak yang sama agar rapi dan tidak timbul kecemburuan sosial.

Menurut Ayi, para PKL sangat mendukung dan mau bekerjasama demi ketertiban dan keindahan Kota Bandung.
"PKL di Kota sangat baik tapi jika masih ada yang bandel harus diajak dialog, dan petugas tidak boleh bosan untuk berupaya melakukan pendekatan," ujar Ayi.

Ayi mengatakan untuk tahap pertama yang harus bersih dan tak bisa ditawar lagi adalah halaman alun-alun dan sekitar pendopo karena simbol pemerintah.

Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Bandung minta jangan sampai ada oknum yang menjual lapak-lapak ke PKL. "Tidak menutup kemungkinan lapak dijual oknum aparat karena lahan nyaman ditata dan dibantu dana APBD," ujar Erwan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved