Wulan Diperkosa Bapak Tiri Hingga Hamil 4 Bulan

Laporan dari Imam Taufiq wartawan surya

TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Kalau dilihat sepintas memang tak tampak kalau Wulan lagi hamil.

Tak pelak, jangankan orang lain, ibunya sendiri yang tiap hari tinggal serumah tak tahu.

Padahal, saat ini usia kandungannya sudah empat bulan. Berdasarkan pengakuan korban pada pamannya, Mahmun (53), ia pertama kali diperlakukan tak senonoh oleh bapak tirinya sekitar 5 bulan lalu.

Itu terjadi siang hari tatkala ibunya bekerja di kandang ayam.

Sebenarnya, korban sendiri tiap hari juga bekerja bersama ibunya namun kebetulan siang itu libur.

Entah setan apa yang ada di otak pelaku, saat korban sedang melihat televisi
langsung diperlakukan tak senonoh.

Korban sendiri tak bisa apa-apa karena di rumah hanya bersama adiknya, yang baru berusia 3 tahun. Adiknya itu buah pernikahan ibunya dengan pelaku lima tahun lalu setelah berkenalan tatkala sama-sama jadi TKI di Malaysia.

"Biasanya kalau siang, korban itu bekerja dengan ibunya di kandang ayam namun kebetulan siang itu libur. Tahu korban libur, pelaku memanfaatkan kesempatan itu," tutur Mahmun.

Tatkala korban menolak, pelaku berpura-pura badannya sakit semua dan minta dipijat korban. Saat dipijat itu, korban langsung dipaksa melayaninya dan kalau tak mau akan dihajar.

Karena takut, korban tak berdaya. Bahkan, ulah bejat pelaku itu sampai
berlangsung lima kali.

"Selama ini ia takut sehingga tak berani ngomong ke ibunya. Tak pelak, saat ini ibunya syock dan terus menangis di rumah karena tak percaya dengan kejadian ini," tuturnya.

Terkuaknya kasus ini berawal dari kondisi kesehatan korban yang melemah. Seluruh tubuhnya sakit semua sehingga berangkat sendiri ke rumah tukang pijat di kampungnya.

Begitu dipijat, ternyata penyebabnya karena perutnya sudah berisi. Malah, menurut tukang pijat itu, korban sudah hamil empat bulan. Namun karena korban takut, aib itu dirahasiakan.

Tanpa diduganya, tukang pijat itu bercerita pada suaminya kalau korban telah hamil empat bulan. Buntutnya, kabar itu menyebar dari mulut ke mulut hingga sampai ke telinga para pemuda. Tak terima dengan kasus itu, para pemuda langsung bergerak ke rumah pelaku.