Jumat, 3 Oktober 2025

Guru Penghina Bupati Pangkep di Mata Rekan-rekannya

Kepala sekolah tempat Budiman mengajar menyatakan, mantan aktivis Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPPM) Pangkep sering telat mengajar.

zoom-inlihat foto Guru Penghina Bupati Pangkep di Mata Rekan-rekannya
NET
ILUSTRASI

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala sekolah tempat Budiman mengajar menyatakan, mantan aktivis Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPPM) Pangkep sering telat mengajar.

Seorang guru SMPN 3 mengungkapkan, Budiman pernah dua bulan tidak muncul di sekolah. Sebelum terjerat kasus penghinaan terhadap Bupati Pangkep di Facebook, Budiman dikenal sering bermasalah di sekolahnya, SMPN 3 Segeri, Kelurahan Bone, Kecamatan Segeri, Pangkep.

Menurut Kepala SMPN 3 Mustang, Budiman tergolong pribadi yang tertutup. Sejak biduk rumah tangganya bermasalah, pekerjaannya pun ikut berantakan. Dia sering terlambat datang mengajar.

"Kesehariannya agak tertutup dibanding guru guru lain, mungkin karena mau cerai dengan istrinya. Perubahannya ini sudah satu tahun lebih, padahal sejak 2008 ia berbakti di sekolah, Budiman menjadi guru yang baik dan disiplin," jelas Mustang melalui telepon, Kamis (7/2/2013).

Mustang merasa miris dengan tindakan Budiman, yang tidak menunjukkan seorang tenaga pendidik. Padahal, di sekolah ia mengajar bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn), tiga kali seminggu. Ia harus mendidik 80 siswa di sana.

Budiman termasuk guru yang kritis di sekolah pesisir yang berada di Kampung Manjelling. Mustang mengaku, sebelum ulah Budiman di Facebook, ia telah memanggil Budiman terkait sikap tidak disiplinnya.

"Dia sering agak terlambat datang ke sekolah, mungkin karena rumahnya di Kota Pangkajene. Saya maklumi karena jauh, tapi perlu antisipasi juga karena kewajiban sebagai guru," jelasnya.

Seorang guru SMPN 3 yang enggan disebut identitasnya menyatakan, Budiman terkesan angkuh dan sombong.

“Sedikit-sedikit dia mengkritik. Suka sekali berdebat. Mungkin karena dia mantan aktivis mahasiswa,” ungkap guru itu.

Menurutnya, Budiman pernah diingatkan oleh guru lain, agar rajin mengajar supaya tidak diberi sanksi, dia hanya menjawab, “Siapa yang berani sanksi saya, Diknas saja saya lawan.”

“Dia pernah dua bulan tidak datang-datang. Dalam sebulan kadang hanya dua kali datang ke sekolah. Itu pun kadang tidak mengajar. Kalau dia datang di sekolah hanya diskusi dan bicara. Dia selalu membanggakan dirinya sebagai mantan pemimpin organisasi kemahasiswaan,” papar guru rekan Budiman.

Awalnya, Budiman hanya guru honorer di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pangkep di Ma’rang. Dia terangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS), beberapa tahun lalu.

“Saya dengar, tidak ada sekolah yang mau terima dia mengajar karena sudah dikenal suka sekali mengkritik, makanya ditempatkan di sini,” terang guru itu.

Setelah menjadi PNS, Budiman menikah dengan seorang janda yang juga PNS di Ma’rang. Namun, belakangan dia cerai dengan istri pertamanya.

“Kabar bahwa dia sudah menikah lagi baru kami dengar beberapa hari lalu. Sebelumnya kami tidak tahu kalau ternyata dia pengantin baru,” ucap rekan Budiman. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved