Takut Siswa Konsumsi Permen Cinta
Beberapa anak asuh saya, memang pernah cerita kalau ada obat yang bisa membuat mabuk

Laporan dari Aji Bramasta/Miftah Faridl wartawan surya
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Peredaran permen karet perangsang libido meresahkan banyak pihak terutama para orangtua yang memiliki anak perempuan. Mereka cemas permen ini disalahgunakan untuk menjebak para anak baru gede (ABG), kendati para distributor mengklaim bahwa permen tersebut dikhususkan buat pasangan suami istri.
Pakar farmasi Universitas Airlangga Surabaya Prof Mangestuti Agil, misalnya, merasa miris mendengar beredarnya permen karet ini. Sebagai akademisi sekaligus orangtua, ia menilai peredaran permen ini layak membuat para orangtua khawatir.
Selain melihat bentuk permen “Cinta’ yang sama persis dengan permen karet pada umumnya, Mangestuti khawatir karena permen karet sangat digemari kalangan pelajar.
“Harga Rp 75.000 tidak terlalu mahal untuk siswa sekolah masa kini. Kalau permen ini memang seperti apa yang diklaim oleh penjualnya, jelas bisa merusak masa depan anak-anak muda,” kata Mangestuti.
Guru besar bidang Ilmu Botani inipun siap membantu Surya menelusuri apa kandungan sebenarnya permen karet tersebut.
Ny Dian Prita Damayanti (50), ibu dari seorang siswi SMA Negeri di Sidoarjo, juga mengungkapkan kecemasannya. Warga Perum Magersari Sidoarjo ini terang-terangan khawatir dengan kabar beredarnya permen cinta tersebut.
“Jelas saya khawatir. Saya harus secepatnya memberitahukan kabar ini ke putri saya. Ini agar dia bisa berhati-hati.
Tidak hanya saya, orang tua lain mestinya juga harus waspada dan beritahu putra-putri mereka,” cemas dia.
Ny Dian pun berharap, agar pihak sekolah memerhatikan hal ini. Menurutnya, meski belum terbukti sudah beredar di lingkungan sekolahan, tapi tidak ada salahnya pihak sekolah mewaspadai beredarnya permen cinta.
“Saya berharap pihak sekolah meluangkan waktu khusus untuk memberikan penyuluhan kepada para murid. Selain sekolah, saya juga berharap agar yang berwajib tegas menertibkan peredaran permen ini. Bahaya kalau anak di bawah umur bisa beli dengan bebas,” harap Dian.
Pimpinan Yayasan Embun Surabaya, Joris Misa Lato terkejut saat mendapat kabar beredarnya permen jenis ini. Dari pengalaman Joris memberikan perlindungan dan rehabilitasi para remaja korban kekerasan seksual, ia belum pernah sekalipun menemukan permen tersebut.
“Beberapa anak asuh saya, memang pernah cerita kalau ada obat yang bisa membuat mabuk. Sehingga, yang mengonsumsinya bisa tidak berdaya kalau diapa-apakan sama pacar mereka. Tapi saya belum pernah dengar ada permen yang menaikkan libido perempuan,” kata Joris.
Joris menilai, permen ini bisa sangat berbahaya, karena bentuk fisiknya yang tidak berbeda dengan permen karet umum yang dijual bebas. Ia mengaku sangat khawatir, bila permen ini masuk ke sekolah-sekolah.
“Apalagi di sekolah, permen karet kan sangat digemari. Baik oleh anak laki-laki atau perempuan. Kalau permen ini sudah masuk sekolah, habis sudah,” resah pria 47 tahun kelahiran Ende, NTT, ini.