Jumat, 3 Oktober 2025

Imlek 2013

Permintaan Lilin Tak Seramai Dulu

ERAYAAN Imlek kurang lengkap jika tanpa lilin. Lilin khusus berwarna merah menyala dengan gambar

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Permintaan Lilin Tak Seramai Dulu
TRIBUN JOGJA/BRAMASTO ADHY
Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah

TRIBUNNEWS.COM -- PERAYAAN Imlek kurang lengkap jika tanpa lilin. Lilin khusus berwarna merah menyala dengan gambar naga dan tulisan Cina berisi doa menjadi sesuatu yang wajib ada saat Imlek.Lilin tersebut biasanya dinyalakan mulai malam Imlek atau saat jemaat mulai berdoa di vihara.

Karena itu, Imlek seperti menjadi berkah tersendiri bagi produsen lilin. Permintaan akan lilin mengalami peningkatan begitu mendekati tahun baru Imlek. Hal itu pun diakui pemilik Lilian Candles Factory, Tan Seng Lian.

Pria yang meneruskan bisnis pembuatan lilin dari orang tuanya itu mengaku membuat lilin khusus Imlek sejak sebulan sebelum datangnya tahun baru. Di luar momen Imlek, Tan hanya membuat lilin biasa untuk keperluan penerangan, makan malam, atau hiasan dalam sebuah pesta.

"Kenaikan jumlah produksi tentu ada kalau menjelang Imlek. Tapi jika dibandingkan tujuh tahun lalu, produksi lilin menjelang Imlek justru mengalami penurunan," kata Tan saat ditemui di rumah produksinya, Jalan Aksan No 18, Bandung, Rabu (6/2/2013).

Tan mengungkapkan, jika tujuh tahun lalu mampu membuat 800 pasang lilin aneka ukuran, tujuh tahun terakhir ini jumlahnya tak lebih dari 200 pasang lilin. Lilin yang dibuatnya mulai ukuran kecil setinggi sekitar 30 sentimeter dengan diameter 3 sentimeter sampai ukuran jumbo dengan tinggi 1,5 meter dan diameter sekitar 30 sentimeter.

Lilin ukuran kecil dihargai Rp 4.000 per bungkus. Satu bungkus berisi 18 buah. Biasanya lilin ukuran kecil dinyalakan di altar untuk keperluan sembahyang. Lilin ukuran besar dihargai Rp 2 juta per pasang. Lilin seperti itu mampu menyala dalam kurun waktu lama, yakni mulai malam Imlek sampai tibanya Cap Go Meh (hari ke-15 berdasarkan kalender Cina).

Menurut Tan, khusus untuk lilin ukuran besar, pembuatannya berdasarkan pesanan dari pelanggan. Sebab, lilin tersebut tidak hanya dibubuhi gambar naga, tapi juga diberi kalimat berisi doa, yakni doa atas permintaan pelanggan. Tidak jarang juga lilin besar diberi nama anggota keluarga pemesan.

"Ada semacam kepercayaan bahwa lilin yang dinyalakan saat Imlek harus disesuaikan dengan tingkat rezeki yang diperoleh. Semakin besar lilin juga semakin baik karena artinya ketika lilin dinyalakan berarti doa yang terpanjat terus menyala," ujar Tan.

Tan mengaku sudah mengelola produksi lilin sejak 30 tahun lalu. Sebelumnya, pabrik lilin tertua di Kota Bandung itu dikelola orang tua Tan, sejak 1955. "Dulu harga lilin murah, tapi sekarang harganya sudah mahal. Penyebabnya, harga bahan baku lilin yang mahal," kata pria berkulit putih tersebut.

Tan menyebutkan, satu kilogram bahan baku lilin kini sudah menyentuh Rp 17.000. Padahal tujuh tahun lalu harganya hanya Rp 2.000 per kilogram. Harga bahan baku terus naik dari tahun ke tahun karena bahan baku lilin diperoleh dari luar negeri (impor).

"Dulu di dalam negeri ada tiga pabrik penyulingan lilin, yakni di Sorong, Plaju, dan Balikpapan. Tapi yang di Balikpapan terbakar sehingga tidak beroperasi, dan yang Sorong dan Plaju juga tidak mengedarkan produksi penyulingan di dalam negeri," kata Tan.

Sebagai gambaran, Tan mencontohkan lilin ukuran sedang (tinggi 50 sentimeter dengan diameter 10 sentimeter) hanya Rp 10.000 sepasang pada tujuh tahun lalu. Sekarang harga sepasang lilin ukuran yang sama sudah menyentuh Rp 120.000.

Karena harganya yang mahal itu, kata Tan, permintaan lilin menjelang Imlek tak seramai dulu. Orang mulai mengirit membeli lilin. Pembelian lilin biasanya ramai dua pekan menjelang Imlek. Ditanya soal pelanggan, Tan mengaku pelanggannya berasal dari Bandung dan Jakarta. Rata-rata mereka adalah pelanggan tetap, yang sejak dulu membeli lilin dari pabrik miliknya. (*)

Baca juga:


Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved