Sabtu, 4 Oktober 2025

Stupa Induk Borobudur Ditutup Tarpaulin Lagi

Stupa induk candi Borobudur kembali dipasang mantel Tarpaulin, Rabu (6/2/2013)

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Stupa Induk Borobudur Ditutup Tarpaulin Lagi
TRIBUN JOGJA / Agung Ismiyanto
tupa induk candi Borobudur kembali dipasang mantel Tarpaulin, Rabu (6/2/2013). Pemasangan kembali mantel tarpaulin tersebut, merupakan bagian dari persiapan simulasi tanggap bencana yang akan digelar oleh pihak Balai Konservasi dan PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Jumat (6/2/2013) mendatang.

Laporan Wartawan Tribun Jogja/ Agung  Ismiyanto

TRIBUNNEWS.COM MAGELANG, - Stupa induk candi Borobudur kembali dipasang mantel Tarpaulin, Rabu (6/2/2013). Pemasangan kembali mantel tarpaulin tersebut, merupakan bagian dari persiapan simulasi tanggap bencana yang akan digelar oleh pihak Balai Konservasi dan PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Jumat (6/2/2013) mendatang.

Kepala  Seksi (Kasi) Layanan Konservasi, Balai Konservasi Borobudur, Iskandar M. Siregar, menjelaskan persiapan untuk melakukan pemasangan tarpaulin memang dilakukan sejak kemarin. “Kita pasang yang stupa induk dulu, agar persiapan lebih mudah. Setelah itu, nanti baru kita pasang yang stupa-stupa teras,” katanya saat ditemui Tribun Jogja di kantornya.

Untuk stupa induk, katanya, tarpaulin harus dipasang oleh 15 orang dengan bobot sekitar 700 kilogram atau tujuh kuintal.  “Untuk memasang tarpaulin di stupa induk kita membutuhkan waktu setengah hari,” imbuh Iskandar.

Sementara itu, persiapan juga akan digelar pada Kamis (5/2) hari ini dengan gladi bersih dan pemasangan tarpaulin pada 24 stupa teras di lantai 9 dan 16 stupa teras di lantai 10. Pada simulasi yang akan digelar pada Jumat (6/2) nanti, akan melibatkan sekitar 350 orang dari semua elemen seperti pengunjung, masyarakat, aparat kepolisian dan tentara.  

Sebelumnya,  44 stupa yang dibungkus tarpaulin adalah satu stupa induk berdiameter 16 meter dengan tinggi sekitar delapan meter. Pemasangan pembungkus dengan nama  tarpaulin ini, menelan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Perubahan (APBN) 2012 sebesar Rp 239  Jutaan.

Tarpaulin atau alat pembungkus berwarna abu-abu, tersebut dipesan melalui pihak ketiga yaitu Pusat Tenda Yogya, yang beralamat  di Bantul. Sementara, bahan pembungkus stupa tersebut  adalah polyster dengan  ketebalan  antara 0,4-0,5 milimeter dan berat  410-780 gram per meter persegi. Bahan tersebut bersifat  tahan air, fleksible , kuat tarik dan kuat sobek yang sangat baik. Termasuk kuat untuk menahan abu merapi yang memiliki kadar asam tinggi.

Pemasangan tersebut didasari pengalaman pihak pengelola candi, saat dampak dari abu vulkanik pasca erupsi merapi dua tahun silam, yang mengakibatkan pembersihan stupa dalam jangka waktu lama.

Iskandar juga mengatakan sudah melakukan kajian terhadap penggunaan tarpaulin yang menurutnya sejauh ini tidak ada masalah. Dari hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya, memang ada kenaikan suhu dari yang ditutup tarpaulin.

“Perbandingannya sekitar 3 derajat. Dari data sampel stupa yang ditutup bersuhu 29.6 derajat celcius. Sedangkan yang tidak ditutup mencapai 26,9 derajat celcius,” jelasnya. Sementara terkait dengan keasaman, masih normal dan phnnya mencapai 7 setelah ditutup tarpaulin.

Salah satu wisatawan, Irfan Purwanto (18) yang sedang menikmati pemandangan candi Borobudur pun mengaku sedikit heran dengan adanya pemasangan tarpaulin di stupa induk. Wisatawan asal Bandung, Jawa Barat ini mengaku tidak bertanya kepada petugas terkait pemasangan tarpaulin tersebut. “Ingin lihat stupa induknya. Tapi tidak masalah kalau untuk simulasi bencana sih,” katanya. (ais)

Baca  Juga :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved