Kamis, 2 Oktober 2025

Dijadikan Danau, Warga Cieunteung Mulai Bongkar Rumah

Akan dijadikan danau buatan, warga di kampung Cieunteung Kabupaten Bandung mulai membongkar bangunan rumah mereka sejak Senin (21/1/2013).

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Dijadikan Danau, Warga Cieunteung Mulai Bongkar Rumah
tribun jabar
Banjir di Cieunteung beberapa waktu lalu

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG  - Menjelang akhir Januari yang menjadi batas akhir pembebasan lahan wilayah Kampung Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung yang akan dijadikan folder atau danau buatan, warga di kampung itu mulai membongkar bangunan rumah mereka sejak Senin (21/1/2013).

Mereka mengambil barang-barang apa saja yang bisa diambil dan membongkar bagian rumah yang masih bisa diselamatkan atau dipakai kembali seperti genting, kayu kusen, dan lain sebagainya. Warga nampakanya akan mulai mengosongkan rumah mereka untuk selamanya mulai Januari ini.

Menurut seorang warga, Cece Suherman (60), tidak lama lagi kawasan itu memang akan dijadikan folder oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Cece mengaku terkait dengan biaya pembebasan lahan, saat ini sudah tidak ada kendala lagi. Dia pun sudah mendapatkan biaya ganti rugi dari pemerintah sebesar Rp 186 juta.

Menurut Cece, proses pembebasan lahan itu memang ada untung dan ruginya. Untungnya, kara dia, tanahnya dibeli pemerintah karena selama ini tidak ada yagn berani membeli.

"Tapi ruginya ya karena biaya penggantinya kurang sepadan, jauh dari harapan. Tapi saya ikhlas karena ini demi program pemerintah dan demi kebaikan semuanya," kata Cece.

Namun demikian, Cece juga mengaku kesulitan untuk mencari rumah baru sebagai pengganti. Dengan berbekal uang sebesar Rp 186 juta, Cece mengaku sangat kesulitan mencari rumah sepadan yang luas tanah dan bangunannya sama persis dengan yang ditinggalkannya. Rumah yang dibongkar, kata Cece, sudah ditempatinya sejak 1988 dengan luas tanah sekitar 127 meter persegi.

"Pemerintah menghargai tanah ini senilai Rp 315 ribu per meter dan bangunan Rp 1,8 juta permeter. Sebetulnya kalau untuk harga bangunannya saya puas, tapi kalau tanah kurang. Dulu saya mengajukannya Rp 1,5 juta per meternya. Proses nego harga hingga empat kali sampai mencapai kesepakatan seperti sekarang," kata Cece yang berencana akan pindah ke Kampung Cikarees RW 22, Kelurahan Baleendah.

Cece mengatakan bahwa dia sengaja mengambil sendiri batu bata dan genting bekas yang ada di rumah lamanya. Batu dan genting itu menurutnya akan digunakan di rumah barunya.

Selain rumah Cece, rumah warga lainnya yang sudah mulai dikosongkan adalah kediaman milik Sudarman (40). Sama seperti halnya Cece, Sudarman juga mengaku sudah mendapatkan ganti rugi dari pemerintah.

"Ganti ruginya sekitar Rp 100 juta untuk tanah dan bangunan rumah ini. Sekarang saya dan keluarga sedang mengosongkan rumah dan membawa barang-barangnya," ucapnya.

Meski sebagian warga yang tanahnya akan dijadikan folder Citarum sudah mulai berbenah, namun sebagian rumah lainnya masih nampak belum disentuh oleh pemiliknya. Masih ada beberapa rumah yang terlihat kosong dan belum dibuka oleh pemiliknya.

Sebelumnya diberitakan, luas lahan yang akan dijadikan folder di kawasan itu adalah seluas 9.000 meter persegi. Pembangunan folder oleh pemerintah melalui BBWS bertujuan untuk mengatasi banjir yang kerap menggenagi sebagian besar wilayah Baleendah dan sekitarnya saat air Sungai Citarum meluap. Pembangunan folder atau penampung air buatan itu akan dilakukan pada Maret 2013. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved