Senin, 6 Oktober 2025

Awal Tahun 2013, Dua Warga SBD Dibunuh

-Naas menimpa Salahudin (30) dan Maria Dada Gole (39). Dua warga Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) ini tewas dibunuh,

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Awal Tahun 2013, Dua Warga SBD Dibunuh
net
ilustrasi

Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang

TRIBUNNEWS.COM, TAMBOLAKA--Naas menimpa Salahudin (30) dan Maria Dada Gole (39). Dua warga Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) ini tewas dibunuh, Selasa (1/1/2013). Tempat kejadian dan pelaku pembunuhan terhadap Salahudin dan Maria berbeda.

Salahudin yang berdomisili di Waikelo, Desa Radamata, dibunuh Jumal Lang Abdul Rohmi (25), Selasa sekitar pukul 05.30 Wita, setelah mengikuti perayaan menyambut Tahun Baru.

Sedangkan Maria dibunuh saat bersama anaknya menonton acara televisi di rumahnya di Kampung Kelembu Paneta, Desa Kadipada, Selasa (1/1/2013), sekitar pukul 21.30 Wita.

Kapolsektif Loura, Komisaris Polisi (Kompol) Antonia Pah, saat dihubungi Rabu (2/1/2013), menjelaskan, tiga jam setelah kejadian, pelaku pembunuhan Salahudin ditangkap di tempat persembunyiannya di hutan Kadul. "Pelaku pembunuhan Maria belum diketahui. Polisi masih melakukan penyelidikan," katanya.

Antonia mengatakan, Salahudin yang bekerja sebagai sopir truk antar pulau, menetap sementara di Waikelo, bersama Jumal, warga kawasan Pasar Inpres Radamata, mengikuti perayaan Tahun Baru di Pelabuhan Waikelo. Acara itu mendapat izin dari kepolisian. Sejumlah pejabat juga hadir, di antaranya Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete.

Menurut Antonia, pembunuhan Salahudin diduga karena Jumal tersinggung. Ia menceritakan, panitia meminta izin menyelenggarakan acara malam Tahun Baru di Pelabuhan Waikelo, Senin (31/1/2012) malam. Lagi pula, lanjut Antonia, di pelabuhan banyak sopir dan kondektur yang membawa truk dengan muatan yang sedang menunggu kapal feri untuk selanjutnya bertolak ke Sape. Izin keramaian diberikan kepolisian karena panitia menjamin tidak ada kekacauan. "Panitia juga mengundang penyanyi dari NTB. Suasana berjalan aman dan lancar," katanya.

Mantan Kabid Humas Polda NTT ini menjelaskan, pukul 22.00 Wita, ia bersama Kapospol TNI AU, Letda Lek Kartono; Danramil 1613-02/Laratama, Kapten (Inf) Suyono; dan Kanit II Kompi Brimob Tambolaka, Antonius; turun mengontrol lokasi. "Pada waktu itu, saya diberi kesempatan untuk berbicara. Saya minta agar jaga keamanan dan ketertiban," ujarnya.

Beberapa saat kemudian, ia bersama rombongan kembali ke markas masing- masing. Pada Selasa pukul 02.30 Wita, ia kembali ke lokasi untuk mengontrol. "Korban naik ke panggung dan menyanyikan lagu Jangan Ada Dusta Diantara Kita. Katanya, lagu ini dipersembahkan untuk ibu Kapolsektif yang sedang melaksanakan tugas. Saat itu saya sudah mau pamit pulang, tapi karena dia menyanyi untuk saya, maka saya duduk kembali. Tidak lama kemudian setelah mendengar dia menyanyi, saya pamit pulang," jelas Antonia.

Saat Salahudin menyanyi, demikian Antonia, Jumal menunjukkan sikap tidak setuju di bawah panggung. Ada anggota polisi yang saat itu sedang bertugas langsung mengamankan Jumal dan membawanya ke Pos KP3 Laut yang letaknya tidak jauh dari tempat acara. "Setelah selesai menyanyi, Salahudin mencari Jumal. Dia menegur, katanya sikap Jumal seperti itu buat malu orang Bima saja," kata Antonia.

Jumal naik pitam. Istrinya sempat menegur Jumal, namun tidak digubris. Jumal mengambil parang lalu membuntuti Salahudin yang pulang ke tempat tinggalnya setelah membereskan lokasi tempat acara.

Antonia mengatakan, Jumal mendapati Salahudin yang sedang berdiri buang air kecil di pinggi jalan. Jumal langsung menebas korban dengan parang di kepala belakang dan bagian atasnya. Kedua tangan Salahudin juga luka. "Sebelum menghembuskan napas terakhir, Salahudin sempat berteriak minta tolong," katanya.

Setelah membunuh, Jumal melarikan diri ke hutan. Dia meninggalkan sarung dan sepeda motor. Mengetahui kabar kematian Salahudin, warga Waikelo mencari Jumal. Tiga jam berselang, Jumal berhasil diamankan anggota polisi dipimpin Kapolsektif Loura, Antonia Pah. "Tersangka sudah kami amankan di Polsektif. Kasus ini akan kami proses lebih lanjut," tandas Antonia. Ia menambahkan, jenazah Salahuddin telah dipulangkan ke Bima menggunakan kapal feri, Rabu (2/1/2013).

Diduga Dendam

Antonia menjelaskan, pembunuhan terhadap Maria terjadi di rumahnya di Kampung Kelembu Paneta, Desa Kadipada, Selasa (1/1/2013), pukul 21.30 Wita, saat korban sedang menonton televisi.
Dikatakannya, Maria bersama dua anaknya dan seorang anak tetangga menonton televisi di ruang tengah. Suaminya, Yohanis Bili Lede (39) bersama Stefanis Ladi Pora (anak pertama), serta dua adiknya yang masih kecil tidur di kamar belakang.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved