Selasa, 30 September 2025

Pemilihan Gubernur Sumsel

Soal Kandidat Gubernur, DPD Golkar Sumsel Terbelah

Menjelang pemilihan gubernur Sumatera Selatan tahun 2013 mendatang perpecahan terjadi di internal partai Golkar khususnya DPD

Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang pemilihan gubernur Sumatera Selatan tahun 2013 mendatang perpecahan terjadi di internal partai Golkar khususnya DPD Kabupaten/Kota. Perpecahan tersebut terkait siapa figur yang pantas didorong menjadi orang nomor satu di bumi Sriwijaya.

Ketua DPD Partai Golkar Musi Rawas Lily Martiani Ridwan mengatakan pihaknya jelas-jelas tidak mendukung Alex Noerdin, dan hal itu sudah disampaikan secara resmi pada forum Rapimda Partai Golkar yang berlangsung di Lahat, pekan lalu.

"Dalam pemandangan umum kami telah menyampaikan mendukung H Ridwan Mukti, bukan Alex Noerdin," kata Lily dalam siaran pers yang diterima Tribunnews menanggapi hasil-hasil Rapimda Partai Golkar yang berlangsung di Hotel Grand Zuri, Lahat beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, saat membacakan pernyataan sikap  Rapimda Partai Golkar Sumsel, Ketua DPD Partai Golkar Lahat H Syaifuddin Aswari menyebut DPD Golkar se-Sumsel sepakat mendukung penuh H Alex Noerdin, untuk diusung sebagai Cagub Sumsel periode 2013-2018.

Terkait hal itu, Lily menilai sangat aneh sekaligus keliru jika Rapimda Partai Golkar kemudian dikatakan merekomendasikan satu nama, apalagi tidak ada agenda Rapimda untuk itu. Itu sepenuhnya hak DPP Partai Golkar di Jakarta.

"Tidak ada mekanisme atau juklak yang menyebut rapimda mengusung atau menetapkan calon. Yang jelas kita dukung Ridwan Mukti, dan pada akhirnya nanti kita sepenuhnya mendukung keputusan akhir DPP Partai Golkar," jelas Lily.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Sekretaris DPD Partai Golkar Musi Rawas Ahmad Bakri mengingatkan petunjuk pelaksana (juklak) yang ditetapkan DPP Partai Golkar No 13/DPP/GOLKAR/XI/2011 tentang Perubahan Juklak 02/DPP/GOLKAR/X/2009 tentang Tata Cara Pemilihan Umum Kepala Daerah dari Partai Golkar, yang menegaskan adanya tahapan-tahapan, yang kesemuanya melibatkan DPP Partai Golkar, bukan secara sepihak dari DPD.

Sebagai contoh, lanjut Ahmad Bakri untuk tahapan penjaringan bakal calon dilakukan inventarisasi nama tokoh-tokoh sebagai bakal calon dan dilakukan survei awal terhadap mereka. Ini dilakukan selambat-lambatnya H-13 bulan sebelum hari pemungutan suara pemilukada yang dilakukan lembaga survei independen yang ditunjuk oleh DPP Partai Golkar.

Dalam tahapan seleksi bakal calon internal yang memiliki peluang menang besar dari beberapa nama kader Partai Golkar yang dinilai oleh DPP Partai Golkar memiliki peluang untuk memenangkan pemilukada tersebut.

"Dan diantaranya dilakukan perkuatan elektabilitas, selambat-lambatnya H-12 bulan sebelum pemilihan,"kata Ahmad Bakri.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved