Selasa, 7 Oktober 2025

Bentrok Antardesa di Lampung Selatan

Seragam, Sepatu, dan Buku-buku Sekolah Saya Terbakar Habis

Ratusan anak lainnya juga bernasib sama dengan Fikri, terutama yang tinggal di Desa Balinuraga.

zoom-inlihat foto Seragam, Sepatu, dan Buku-buku Sekolah Saya Terbakar Habis
TRIBUN LAMPUNG/DEDI SUTOMO
Muhammad Fikri Al-Faraouk (kiri).

Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo

TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Muhammad Fikri Al-Faraouk tampak sangat serius menyimak materi pelajaran, yang disampaikan oleh salah satu anggota kepolisian dari Detasemen A Brimob Polda Lampung.

Polisi itu turut serta bersama para guru di SD Sidoreno, memberikan pelajaran kepada para siswa di hari pertama mereka masuk sekolah. Tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang berkecamuk di dalam diri siswa kelas V SD.

Senin (5/11/2012) kemarin, merupakan hari pertama ia dan teman-temannya di SD Sidoreno kembali memulai aktivitas belajar mengajar, setelah enam hari libur akibat bentrokan antar warga dua desa beberapa hari lalu.

Fikri harus menerima kenyataan pahit. Rumah yang ditinggalinya bersama sang kakek dan nenek serta dua pamannya di Desa Sidoreno, habis dibakar dalam bentrokan antara massa dari Desa Agom, Kecamatan Kalianda, dengan warga Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, sepekan lalu.

Tidak ada yang tersisa. Bahkan, baju seragam sekolah dan buku-buku pelajaran Fikri pun turut hangus terbakar, bersama rumah sang kakek yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.

Fikri pun terpaksa mengikuti proses belajar mengajar di hari pertama, tanpa menggunakan seragam sekolah seperti rekannya yang lain.

“Baju seragam, sepatu berikut buku-buku sekolah saya terbakar habis,” ujar siswa kelas V SD, yang kedua orangtuanya telah bercerai, dan kini menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Rumah kakek Fikri yang berasal dari Jawa Timur, memang bukan menjadi target massa yang menyerang. Rumah kakeknya turut terbakar karena disambar api yang membakar sebuah rumah, yang tepat bersebelahan dengan rumah kakeknya.

Saat bentrokan terjadi, Fikri bersama sang kakek serta nenek dan kedua pamannya, mengungsi ke sebuah masjid di Dusun Bali Islam, Desa Sidoreno, yang letaknya cukup jauh dari tempat bentrokan. Sehingga, mereka tidak terkena imbas dari bentrokan yang terjadi.

“Sekarang saya dengan kakek numpang di rumah milik petugas PPN,” jelasnya.

Kegalauan siswa kelas V SD sedikit terobati, saat petugas Detasemen A Brimob Polda Lampung mengajak Fikri dan teman-teman sekelasnya bermain, setelah jam pertama pelajaran. Senyum pun mulai terlihat menghiasi wajahnya, meskipun ia terpaksa memakai  pakaian bebas di hari pertama sekolah.

Fikri lantas mulai terlihat asyik mengikuti beberapa permainan yang segaja dibuat oleh para petugas dari Sat Brimob Polda Lampung, untuk menghibur para siswa. Apalagi, para petugas dari Brimob Polda Lampung juga membagikan mi instan kepada para siswa.

“Nanti kalau sudah besar saya ingin menjadi polisi, seperti bapak-bapak ini,” ucap Fikri, seraya memandang para petugas dari Sat Brimob Polda Lampung.

Fikri berharap dapat segera mendapatkan bantuan seragam sekolah, sepatu, serta buku-buku pelajaran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved