Kamis, 2 Oktober 2025

Pesawat TNI Jatuh

Korban Penganiayaan Oknum TNI Sudah di Jakarta

untuk memastikan penegakan hukum dalam kasus penganiayaan wartawan oleh oknum TNI AU di Provinsi Riau.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Korban Penganiayaan Oknum TNI Sudah di Jakarta
Tribun Pekanbaru
Fotografer Riau Pos Didik (bawah) bergelut dengan Anggota TNI AU saat hendak menggambil gambar di lokasi jatuhnya pesawat TNI AU, Selasa (16/10/2012). Gambar ini sudah beredar luas di kalangan wartawan yang meliput di lokasi kejadian di Pandau,

Laporan: Wartawan Tribun Pekanbaru / Hengki Seprihadi

TRIBUNNEWS.COM  PEKANBARU, - Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA, Saiful Hadi, menyatakan seluruh jurnalis dan organisasi kewartawanan akan bersatu untuk memastikan penegakan hukum dalam kasus penganiayaan wartawan oleh oknum TNI AU di Provinsi Riau.

Demikian informasi diterima Tribun melalui surat elektronik dari Ketua PFI Riau, Melvinas Priananda, Senin (22/10/2012) siang.

"Tidak ada kata damai sampai ada penegakan hukum. Tidak ada damai untuk kolonel preman," tegas Saiful Hadi, yang dalam waktu dekat juga akan dilantik sebagai Dirut ANTARA, saat menerima jurnalis korban penganiayaan, dan perwakilan Pewarta Foto Indonesia (PFI), di Wisma ANTARA Jakarta, Senin (22/10/2012).

Hal ini terkait penganiayaan dan perampasan terhadap sejumlah jurnalis Pekanbaru yang dilakukan Letkol Robert Simanjuntak dan bawahannya di lokasi jatuhnya Hawk 200 di permukiman warga Pasir Putih, Kabupaten Kampar, Riau pada 16 Oktober.

Pada audiensi itu turut hadir dua korban penganiayaan, yakni pewarta ANTARA FB Rian Anggoro dan fotografer Didik Herwanto dari Riau Pos.

"Seluruh kerugian harus diganti, dan jangan kita terima uang damai setelah wartawan kita dicekik kayak gitu," katanya.

Ia menambahkan, dalam kasus ini seluruh wartawan harus mengawal karena ini bukan lagi masalah satu instansi, melainkan sudah jadi perhatian nasional bahkan internasional.

Letkol Robert Simanjuntak menganiaya Didik Herwanto dengan menendang, membanting, mencekik hingga melayangkan bogem mentah kepada wartawan. Aksi perwira menengah itu dilakukan di tengah masyarakat, yang langsung berujung pada aksi serupa dari bawahannya kepada jurnalis lainnya di lokasi jatuhnya Hawk 200.

Secara terpisah, Ketua PFI Jery Adiguna mengatakan para korban berencana untuk mengadukan kasus arogansi TNI AU itu ke LBH Pers, Dewan Pers serta Komnas HAM.
"Tidak ada kata damai sebelum pelaku dihukum, sebagai langkah kita untuk mendukung reformasi TNI," katanya. (hnk)

Baca  Juga  :

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved