Ibadah Haji 2012
Penjualan Oleh-oleh Haji Naik 40 Persen
Memberikan oleh-oleh kepada kerabat dan tetangga sepulang menunaikan ibadah haji
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Memberikan oleh-oleh kepada kerabat dan tetangga sepulang menunaikan ibadah haji telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Tak heran jemaah haji pun mengalokasikan dana khusus sekadar untuk membeli oleh-oleh khas tanah suci.
Pemilik Toko Amanah Muslim di Pasar Baru Bandung, Hj Prawestri, mengakui, sejak memulai bisnis menyediakan perlengkapan dan oleh-oleh haji pada 2003, tokonya tak pernah sepi pembeli. Apalagi di musim haji seperti sekarang, pelanggan sudah berdatangan sejak sebulan sebelum keberangkatan ke tanah suci.
"Sekarang ada banyak pilihan toko di sini. Daripada ribet beli dari sana, ya jemaah haji pilih belanja oleh-oleh di tanah air. Toh barangnya sama," ujar Prawestri di tokonya, Rabu (3/10/2012).
Prawestri pun mengaku mendapat banyak pesanan oleh-oleh haji setiap kali musim haji tiba. Penjualan oleh-oleh haji pun naik beberapa kali lipat dibanding hari biasa. Sebab, pada hari-hari di luar musim haji, penjualan oleh-oleh hanya berlaku bagi yang menjalankan umrah. Dan penjualan oleh-oleh bagi yang umrah tak sebanyak bagi yang haji.
Menurut dia, barang yang dipesan tak jauh dari air zamzam, kurma, kismis, kuteks dan lipstik arab, kerudung, peci, serban, dan sajadah. Namun ada pula yang memesan teko-teko Arab berwarna khas kuning emas.
Pemesan, kata Prawestri, berasal dari berbagai kota, termasuk dari luar Jawa. "Biasanya mereka ke Bandung sekalian belanja perlengkapan haji sambil memesan oleh-oleh. Nanti barang minta dikirim setelah mendekati mereka kembali ke tanah air," katanya.
Perempuan asal Surabaya itu mengaku, penjualan oleh-oleh pada musim haji tahun ini relatif lebih baik dari tahun kemarin. Sampai awal Oktober ini ia mencatat sudah ada kenaikan penjualan sekitar 40 persen dibanding musim haji tahun 2011.
"Sepertinya tahun ini bagus. Perekonomian bagus sehingga daya beli masyarakat ikut bagus. Beda dengan sekitar tahun 2009 pernah penjualan tidak begitu bagus," katanya.
Pemilik Toko Ramahani Collection di Pintu Utara Pasar Baru, Hj Sukaesih, mengakui, musim haji berpengaruh terhadap penjualan oleh-oleh haji di tokonya. Namun peningkatannya tidak signifikan bila dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Sekarang tak ada bedanya antara hari biasa dan musim haji. Mengapa? Pada hari biasa juga banyak yang beli oleh-oleh haji karena banyak yang umrah," ujarnya, kemarin.
Adanya daftar tunggu ibadah haji, kata Sukaesih, berpengaruh besar terhadap jumlah orang yang menunaikan umrah. Sebab, daftar tunggu haji bisa mencapai tujuh hingga sepuluh tahun.
Sukaesih juga bercerita, penjualan oleh-oleh haji beberapa tahun ke belakang ini tidak seramai tahun 1990-an. Pada waktu itu, Sukaesih mampu meraup omzet Rp 5 juta per hari jika musim haji tiba, tapi sekarang paling hanya Rp 2 juta-3 juta per hari.
Ia menduga, banyaknya toko sejenis yang bermunculan menjadi penyebab. Apalagi jika toko tersebut terletak tak jauh dari tempat tinggal jemaah haji.
Pemilik Toko Azka, Hj Elli, mengakui ada peningkatan sekitar 30 persen dalam penjualan perlengkapan dan oleh-oleh haji tahun ini. "Kebetulan saya fokusnya ke pakaian haji dan sejenisnya. Kalau makanan hanya sedikit, sebagai pelengkap saja. Jadi peningkatannya tak terlalu tinggi," katanya.