Jumat, 3 Oktober 2025

Petani Garam Ngluruk Dewan, Kecewa Harga Garam Anjlok

Massa yang nyaris tak terkendali itu sempat akan berbuat anarkhis dengan berupaya mendobrak pintu masuk kantor

zoom-inlihat foto Petani Garam Ngluruk Dewan, Kecewa Harga Garam Anjlok
surya/ahmad rivai
Ribuan massa petani garam saat menabur puluhan ton garam dan memblokade jalan di depan kantor Dewan, Rabu (12/9/2012)

TRIBUNNEWS.COM,SUMENEP- Sedikitnya 2000 petani garam Sumenep yang tergabung dalam Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesai (APGASI) dan Paguyuban Petani Garam Rakyat Sumenep (PERRAS) ngluruk ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Rabu (12/9/2012).

Ribuan massa yang datang dengan mengendarai puluhan mobil, truk dan ratusan motor itu, selain berorasi meminta agar Dewan memperjuangkan harga garam, juga membuang sedikitnya 21 ton garam.
Massa sengaja menabur garam di sepanjang perjalanan mulai dari lokasi berkumpulnya di pintu selamat datang selatan kota Sumenep, hingga ke halaman depan gedung Dewan Sumenep.
   
Massa yang nyaris tak terkendali itu sempat akan berbuat anarkhis dengan berupaya mendobrak pintu masuk kantor Dewan. Namun dicegah oleh ratusan aparat kepolisian dari Polres Sumenep yang siaga di depan pintu masuk kantor Dewan. Dilarang masuk, sebagian besar petani garam malah melempar puluhan ton garamnya ke halaman dalam kantor Dewan.
    ]
"Pak Dewan...ini garam rakyat yang tak terbeli, ini garam kami yang bagus tapi tidak dibeli dengan harga layak. Mana pedulimu wahai Dewan...Mana mata hati kamu, Dewan," ujar Dayat salah seorang korrlap aksi.

Syaiful Anwar dari Perras mengatakan, petani garam rakyat semakin sengsara, karena selalu menjadi bulan-bulanan pedagang. Bahkan banyak perusahaan garam dengan terang-terangan melanggar peraturan pemerintah, tetapi sama sekali tidak ada tindakan dari pemerintah. Termasuk ada beberapa gudang yang sengaja tutup dan tidak membeli garam rakyat.
      
"Bahkan disaat produksi garam melimpah, importir garam malah dikabarkan mengimpor garam. Karenanya harga garam rakyat sekarang anjlok dan jauh dari ketentuan pemerintah. Jadi petani terus menerus dirugikan bahkan seperti sengaja dimiskinkan," papar Ipung panggilan akrabnya.
     
Padahal, lanjut Ipung, harga garam sesuai Permendag No 20 tahun 2005, harga garam rakyat dipatok Rp 750.000 perton untuk garam kualitas 1, sedangkan kwalitas 2 dipatok harga Rp 550.000 perton. Tetapi kenyataannya saat ini justru harga garam dari berbagai kualitas sangat rendah dan sangat jauh dari patokan harga yang ditentukan Permendag.
     

"Di masyarakat, harga garam kualitias 1 hanya Rp 450.000 perton, sedangkan kualias 2 hanya Rp 250.000 perton. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus dibongkar oleh Dewan sebagai wakil rakyat," sambung Ipung.

Karenanya, petani garam menuntut agar harga garam sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan pemerintah, stop garam impor, perusahaan garam yang curang ditindak dan pemerintah agar membentuk badan penjamin harga dasar garam atau sebagai penyanggah stabilitas garam nasional.
    
Setelah sekitar satu jam berorasi, akhirnya perwakilan petani garam ditemui oleh anggota Dewan Sumenep yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Sumenep.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved