Mahasiswa UB Tuntut Transparansi SPP
Soal keuangan itu urusannya PR II. Saya tidak tahu apa-apa
TRIBUNNEWS.COM,MALANG- Pemberlakuan SPP progresif membuat sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dari unsur Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Omek) dan Eksekutif Mahasiswa (EM) meradang.
Mereka berniat minta transparansi penggunaan uang SPP progresif itu pada rektorat, Kamis (26/7/2012).
Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil. Pembantu Rektor (PR) I UB, Bambang Suharto sempat menemui perwakilan mahasiswa ini. Tetapi di hadapan mahasiswa, Bambang lebih banyak menjawab tidak tahu. Bahkan saat ditanya penggunaan uang SPP progresif, Bambang malah melempar ke PR II, Warkum Sumitro.
“Soal keuangan itu urusannya PR II. Saya tidak tahu apa-apa,” kata Bambang.
Mahasiswa pun berniat menemui Warkum. Namun, Warkum yang akan ditemui malah langsung keluar dari ruangan dengan alasan akan berobat ke dokter.
Perwakilan mahasiswa, M Fahrul Ulum, mengungkapkan mahasiswa menyayangkan sikap rektorat yang terkesan melempar handuk terhadap pemberlakuan SPP progresif.
Mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2009 ini mengungkapkan, sekitar 25 persen dari total mahasiswa UB harus membayar SPP lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Kebijakan Publik EM UB, Ladito Risang, mengakui rektorat belum pernah membicarakan perihal pemberlakuan SPP progresif ini dengan lembaga mahasiswa.
Dia yakin mahasiswa yang masa studinya sudah habis akan keberatan membayar SPP progresif.
Dia mengusulkan agar rektorat menunda pemberlakuan SPP progresif paling tidak setahun lagi. Jadi mahasiswa yang masa studinya habis bisa mempersiapkan diri atau mempercepat skripsinya.
“Bagaimana pun kebijakan ini harus disosialisasikan dulu. Kalau langsung diberlakukan sekarang, mahasiswa keberatan,” kata Ladito.