Ngabuburit Track Untuk Kenalkan Budaya Ampel
Tradisi ini kan sudah menjadi rutinitas yang dilakukan masyarakat Ampel
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Memasuki bulan Ramadan ini, Surabaya Heritage Track (SHT) House of Sampoerna (HoS) menyiapkan tema unik. Yaitu Ngabuburit Track, yang dimulai Jumat (20/7) antara pukul 15.00 WIB hingga 16.30 WIB. Tujuannya adalah di kampung ampel.
Di kampung arab ini, menurut Ina Silas, Manager HoS, peserta SHT atau yang disebut trackers, bisa mengetahui dan belajar berbagai tradisi khas kampung Ampel, seperti nyadran, megengan, dan maleman.
“Tradisi ini kan sudah menjadi rutinitas yang dilakukan masyarakat Ampel dalam menyambut dan mengisi bulan Ramadhan,” kata Ina, sambil mnyebut tur rute ini akan berlangsung hingga 17 Agustus mendatang.
Sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, aktivitas beragama yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di kawasan Ampel tidak lepas dari budaya Jawa. Misalnya, trackers bisa melihat secara langsung tradisi nyadran ke makam Sunan Ampel yang dilakukan oleh masyarakat ketika memasuki bulan ramadhan.
Kata nyadran atau sadranan berasal dari Bahasa Jawa yang artinya berziarah, merupakan simbol hubungan antara manusia yang masih hidup dan yang sudah mati dan ditunjukkan dengan aktivitas kirim doa. Hakikat dari tradisi nyadran ini adalah agar Tuhan memberikan berkah kepada kita berupa jiwa dan raga yang bersih sehingga siap dalam menjalankan ibadah puasa.
Selain tradisi nyadran, masyarakat di kawasan Ampel juga menggelar tradisi megengan. Megengan berasal dari kata megeng yang berarti menahan, yang dimaknai sebagai menahan hawa nafsu saat berpuasa.
Tradisi megengan disimbolisasi dengan membagikan kue apem kepada kerabat dan sanak saudara sebagai ungkapan permohonan maaf dan ampunan kepada Tuhan YME. Kentalnya tradisi megengan di kalangan masyarakat Ampel terlihat dari banyaknya penjual kue apem di kawasan tersebut selama bulan ramadhan.
Selain apem, di kawasan ini banyak juga ditemui jajanan pasar, lauk pauk dan penganan khas Timur Tengah seperti roti maryam, yang dapat trackers beli untuk dikonsumsi waktu berbuka puasa tiba.
Sesudah mengeksplorasi kawasan Ampel, trackers akan diajak melihat Masjid Sunan Ampel yang didirikan pada tahun 1421 oleh Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Ampel.
Selama bulan ramadhan, warga di kawasan ini melaksanakan tradisi maleman, yaitu aktivitas beribadah seperti shalat sunnah, iktikaf (berdiam diri di dalam masjid dengan memperbanyak bacaan dzikir), shalat tarawih dan tadarrus (membaca kitab suci Al Quran secara bersama dengan bergantian) pada malam tertentu selama bulan ramadhan.
Tur tematik SHT diselenggarakan secara berkelanjutan pada periode-periode tertentu guna memperkenalkan tempat-tempat menarik dan memiliki nilai sejarah di Surabaya. Tur SHT dapat dinikmati oleh wisatawan maupun masyarakat Surabaya secara cuma-cuma.
Melalui berbagai tur SHT tracker tak hanya dapat menikmati berbagai bangunan cagar budaya, namun juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.