Kamis, 2 Oktober 2025

Guru Siantar Dapat Tekanan Dari Kepala Sekolah

Hari ini, Kamis (21/6/2012) direncanakan akan menjadi aksi ke enam belas Forum Guru

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Guru Siantar Dapat Tekanan Dari Kepala Sekolah
Tribun Medan/Adol Frian Rumaijuk
Guru di Siantar melakukan aksi demonstrasi bersama mahasiswa setempat

Laporan Wartawan Ttribun Medan, Adol frian Rumaijuk

TRIBUNNEWS.COM, PEMATANGSIANTAR - Hari ini, Kamis (21/6/2012) direncanakan akan menjadi aksi ke enam belas Forum Guru Siantar (FGS) di kota Pematangsiantar sebelum melaksanakan aksi di tingkat provinsi Sumut. Hari Senin (25/6/2012) pekan depan,  FGS akan mengadakan aksi unjukrasa di Kantor Gubernur dan kantor DPRD Provinsi Sumut.

Hanya saja, solidaritas dan kredibilita guru di Pematangsiantar dalam memperjuangkan haknya patut dipertanyakan. Pasalnya, jumlah guru yang mengikuti aksi unjuk rasa menuntut pencairan tunjangan sertifikasi, tunjangan intensif dan menentang pungutan liar semakin jauh berkurang. Malahan beberapa aksi terakhir perjuangan terhadap nasib guru didominasi oleh mahasiswa.

Seperti aksi ke 15 Forum Guru Siantar (FGS) di gedung DPRD dan kantor wali kota Pematangsiantar, Selasa (20/6/2012), hanya diikuti belasan guru saja, selebihnya adalah mahasiswa peduli pendidikan.

Ditemui disela-sela unjuk rasa Hilman Pardede seorang praktisi pemerhati pendidikan mengatakan, berkurangnya jumlah guru diduganya karena mendapat tekanan dari kepala sekolah mereka . "Ada dugaan Kasek menekan guru agar tidak ikut aksi demo," katanya.

Menurutnya, walaupun mendapat tekanan, guru seharusnya tidak perlu takut dan harus ikut kembali berunjuk rasa untuk memperjuangkan aspirasi guru. Apalagi unjuk rasa itu bukan hanya menuntut hak agar tunjangan dibayar, tetapi agar penindasan terhadap guru tidak terulang lagi.

"Kalau guru tidak berani berjuang, maka penindasan terhadap guru akan terulang lagi. Karena itu guru tidak perlu takut terhadap Kasek," katanya.

Dilanjutkan, kehadiran puluhan mahasiswa mendampingi guru, karena mereka sangat peduli terhadap nasib guru dan tidak ingin masalah yang dihadapi guru terulang lagi. Apalagi para mahasiswa adalah calon guru.

Sementara Timbul Panjaitan menyatakan keheranannya atas sikap sejumlah rekannya. Menurutnya, sebelumnya jumlah guru yang mengikuti aksi masih ratusan, tetapi belakangan jauh berkurang. Bahkan, ketika ditanyai apakah tunjangannya sudah dibayarkan, sejumlah guru enggan menunjukkan rekeningnya.

Berubahnya sikap sejumlah guru kata Timbul kemungkinan karena adanya tekanan dari kepala sekolah masing-masing. "Berdasarkan informasi dari guru, mereka tidak mau ikut aksi karena Kasek menekan mereka,"katanya.

Sedangkan Agus Silalahi selaku Kordinator Mahasiswa Peduli Pendidikan, mengatakan, mahasiswa ikut berunjuk rasa karena peduli dengan nasib guru Siantar yang mendapat perlakuan tidak adil dari Pemko Pematangsiantar. Sayangnya, karena mendapat tekanan dari Kasek, sejumlah guru taku dan berdiam diri. Hal itu kata dia jelas mengecewakan.

Baca juga:

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved