Derita Korban Eksploitasi Seks
Dicampakkan Keluarga Saat Hamil Tua
Banyak mata mengarah pada sekelompok perempuan remaja yang duduk pada kursi panjang
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Banyak mata mengarah pada sekelompok perempuan remaja yang duduk pada kursi panjang saat acara Cangkruan Polmas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, di Kalimas Pelabuhan Tanjung Perak.
Puluhan remaja itu tak membaur dengan warga-warga yang juga diundang dalam acara tersebut. Mayoritas usia mereka masih belasan. Ada yang sudah hamil besar, ada pula yang membawa bayi masih berusia 22 hari. Mereka adalah para korban trafiking dan korban exploitasi sex.
Salah satu korban, WG, masih berusia 17 tahun, harus keluar dari kelompoknya, karena Putri, bayi yang digendongnya sejak tadi, berkeringat kepanasan. "Putri masih berumur 22 hari, masih lucu-lucunya, masih merah," kata WG, sambil memegangi pipi bayi digendongannya itu.
WG, merupakan salah satu korban trafiking. Dia hendak dijual ke Kalimantan oleh ayah dari Putri, yang saat ini lari ke Kalimantan. "Dulu saya kerja di cafe, nanti setelah anak saya agak besar, saya mau kerja lagi," katanya.
WG kini hidup seorang diri. Selain ditinggal oleh orang yang membuatnya hamil, dia juga diusir orangtuanya. Kehamilan yang dialami WG merupakan aib keluarga.
Baca juga:
- Cirebon Butuh Daging Sapi 50 Ekor per Hari
- Festival Wayang Mengedukasi Masyarakat
- FGII Laporkan Soal Buku Porno ke MUI