Diterjang Banjir Aktivitas Warga Boba Lumpuh Total
Aktivitas warga Desa Boba, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, lumpuh total selama lima hari sejak Sabtu (26/5/2012) hingga Rabu (30/5/2012)
Laporan Wartawan Pos Kupang, Teni Jenahas
TRIBUNNEWS.COM, BAJAWA - Aktivitas warga Desa Boba, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, lumpuh total selama lima hari sejak Sabtu (26/5/2012) hingga Rabu (30/5/2012), akibat banjir besar di empat kali yang ada di wilayah itu.
Selain itu, siswa Sekolah Dasar (SD) dan SMP tidak bisa berangkat ke sekolah karena takut banjir. Di desa itu ada SDK Boba dan SMPN 2 Golewa yang siswanya datang dari Kampung Boba Baru, Boba Lama, Bozoa dan Soka. Mereka harus melewati kali Lekoboba yang selama lima hari banjir tiada henti.
Warga dari Kampung Watutedo juga kesulitan ke gereja pada hari Minggu karena harus melewati kali yang sama. Banjir besar di Desa Boba merupakan banjir kiriman dari daerah lain, seperti Were I, Were II, Were III dan sebagian dari Golewa.
Kepala Desa Boba, Frederikus Y Niki, yang dihubungi Pos Kupang (Tribun Network) dari Bajawa ke Boba, Rabu (30/5/2012), mengatakan, banjir di daerah tersebut sudah berlangsung sejak Sabtu (26/5/2012). Hingga Rabu (30/5/2012) banjir belum juga surut. Selama lima hari warga terisolasi karena tidak bisa melakukan aktivitas.
Menurut Niki, ada empat sungai besar yang selama lima hari terakhir ini banjir setiap hari. Keempat sungai tersebut adalah Kali Boba, Wae Pana, Kali Lekorajo dan Wae Danga. Selama banjir warga tidak bisa lewat karena banjir sangat besar. "Kami tidak bisa lewat, kendaraan saja tidak bisa, apalagi manusia," tutur Kades Niki.
Menurut Niki, dirinya selaku kepala desa akan meminta kebijakan dari sekolah agar selama banjir melanda daerah tersebut anak sekolah diliburkan. Sebab, orangtua siswa sangat khawatir jika anak sekolah dipaksakan jalan dalam cuaca buruk.
Niki mengatakan, akibat belum surutnya banjir tersebut warga setempat berupaya membangun jembatan darurat menggunakan bambu dan kayu. Jembatan darurat tersebut sudah selesai dikerjakan, Rabu (30/5/2012) oleh warga setempat. Pekerjaan dilakukan dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 Wita.
Upaya pembangunan jembatan darurat tersebut hanya untuk kepentingan anak sekolah agar bisa berangkat menuju sekolah. Mengingat adanya kejadian lain seperti orang sakit yang harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Bajawa.
Niki yang juga sebagai tenaga sukarela masyarakat dari Dinas Sosial Kabupaten Ngada mengatakan, dirinya sudah menyampaikan peristiwa itu kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngada, Senin (28/5/2012), sekaligus meminta bantuan dari pemerintah agar membangun jembatan darurat. Namun permintaan tersebut hingga Rabu (30/5/2012) belum direspon oleh Pemkab Ngada.
Baca juga: