Amuk Tanpa Sebab, Wardoyo Lukai Istri, Ipar, dan Tetangga
Wardoyo (30) warga desa Wot Galih, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur tiba-tiba kalap membacok istrinya,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wardoyo (30) warga desa Wot Galih, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur tiba-tiba kalap membacok istrinya, Surami (27) dengan sebilah celurit, Kamis (17/5/2012). Tak hanya istrinya, Wardoyo juga melukai kakak iparnya, Sudar (50) serta tetangganya Misnadi (35) saat mencoba melerainya.
Akibat sabetan celurit itu, sang istri dan kakak iparnya mengalami kondisi kritis setelah punggung dan tangannya terluka parah dan harus dilarikan ke RS R Soedarsono Kota Pasuruan.
Menurut sejumlah saksi di lapangan kejadian itu berawal saat Wardoyo pulang merumput yang tak jauh dari rumahnya. Saat menjumpai istrinya, tiba-tiba Wardoyo marah besar tanpa diketahui penyebabnya. Dia pun langsung membacok punggung, bahu dan lengan kanan istrinya. "Setelah dibacok, istrinya langsung teriak-teriak tolong-tolong gitu," terang Sanin, tetangga Wardoyo.
Melihat ada pertengkaran, Sudar yang rumahnya berdekatan dengan adiknya langsung mencoba melerainya. Karena usainya jauh lebih tua, ia pun tak bisa menahan sabetan celurit Wardoyo sehingga terluka di bagian leher dan tangan. "Mendengar teriakan yang lebih keras, Misnadi yang juga bertetangga ikut melerai, tapi juga kena sabetan," tambahnya.
Dan akhirnya Wardoyo yang terus kesetanan itu dapat ditenangkan ramai-ramai oleh sejumlah warga dengan jeratan tali. Kemudian polisi yang mendengar laporan itu langsung mengamankan pelaku di Kantor Polsek Nguling.
Dari dugaan sementara, pelaku saat melakukan pembacokan dalam kondisi labil karena mengalami depresi berat. Karena tiga hari sebelumnya juga sempat mengalami kesurupan dan melakukan tindakan berbahaya. Namun demi penyelidikan, pelaku tetap ditahan untuk dimintai keterangan.
"Sedangkan untuk memastikan kondisi psikologis pelaku, polisi masih akan menunggu pemeriksaan dari dokter ahli," ujar Aiptu Sutoyo, Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Nguling.